Mohon tunggu...
SAMSUTO
SAMSUTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Menulis menjadikan diri kita hidup "abadi", menulis membuat ide terus berkembang

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Rugi, Anak Dibiasakan Nonton Film Horor!

9 Agustus 2022   07:26 Diperbarui: 9 Agustus 2022   07:32 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

RUGI ANAK DIBIASAKAN NONTON FILM HOROR!

Menjadi penakut itulah risiko kalau anak-anak dibiasakan nonton film horor.

Penulis sangat tidak setuju dengan tontonan yang bersifat film horor. Karena bagi penulis itu semacam pembohongan buat anak-anak dari semenjak dini.

Penulis yang mempunyai anak 7 orang merasa sangat terganggu dengan munculnya film-film horor. 

Di mana di satu sisi anak-anak penasaran  ingin sekali nonton karena banyak dibicarakan oleh teman-temannya atau mungkin sekarang banyak dipromosikan di media sosial. 

Di sisi yang lainnya penulis merasa bahwa dengan menonton film horor yang bukan bersifat humoris akan membuat anak-anak paranoid.

Ada salah satu anak yang tanpa sepengetahuan penulis menonton film horor di YouTube atau di media sosial mereka apabila malam hari ingin ditinggal di rumah atau mungkin mereka aktivitas sendiri di rumah ketika kami dan satu saudara yang lain sedang ada aktivitas di luar akan merasa ketakutan dan tidak bisa sendirian. Atau mungkin ketika mereka ingin ke kamar mandi sekedar ingin buang air kecil mereka pun minta ditemenin. 

Ini sangat berbeda sekali dengan kondisi penulis yang masa kecilnya di sebuah kampung di ujung timur pulau Madura dan terletak di kepulauan. 

Di mana saat penulis masih kecil tidak ada listrik yang menerangi. Melainkan hanya lampu minyak atau petromak yang sekali-sekali menyala apabila ada hajatan. 

Selebihnya kami kalau ingin pergi memakai obor yang kami buat dari pohon pepaya atau dari bambu. Dan ketika sudah habis minyaknya maka di perjalanan pun kami mengalami perjalanan yang gelap gulita. 

Hal ini penulis rasakan malah sebuah keuntungan pendidikan di masa kecil kami yang seperti itu membuat kami punya keberanian di kondisi apapun.

Dan ternyata menurut psikologi anak yang penulis baca menjelaskan hal-hal penting terkait dampak dari anak-anak menonton film horor:

1. Perasaan seorang anak yang menuntun film seram akan berdampak pada aktivitas seringkali menangis atau menjerit atau gemetar dan detak jantung akan meningkat dan merasa kedinginan dan perasaan yang melumpuhkan serta berkeringat juga menggigil dan sesak nafas serta seringkali takut akan kematian.

2. Anak-anak akan selalu mengingat adegan yang seram kurang dari seminggu dari setelah menonton film horor tersebut bahkan sampai 3 bulan masih berdampak terhadap psikologi anak tersebut.

Dampak tersebut berupa tidak nyenyaknya saat tidur selama beberapa malam dan adanya perasaan merasa diikuti oleh seseorang, takut akan kegelapan serta sering teringat wajah hantu di film yang ditonton tersebut. 

Bahkan sering terbangun sepanjang malam dan menghindari tempat dan situasi yang seperti digambarkan oleh film horor semisal kuburan jalan yang gelap. Dan yang berbahaya adalah perilaku agresif dan membahayakan diri sendiri yang bisa mempengaruhi studinya.

Menurut penulis alangkah lebih baiknya para sutradara sutradara film. Serta kreator-kreator konten yang hari ini banyak di youtube untuk lebih baik memproduksi sesuatu yang edukasi yang bermanfaat. Karena bagaimanapun perlu rasanya generasi kita ke depan dijaga mentalitasnya dengan tontonan-tontonan yang baik.

Kalaupun terpaksa harus menonton maka memang saran penulis bahwa orang tua harus mendampingi dan selalu memberikan sugesti bahwa apa yang ditontonnya tadi tidak lebih dari hanya sebuah dongeng yang untuk sekedar hiburan.

Apa yang ditonton adalah sebuah lelucon yang harusnya kita sampaikan ke mereka.

Namun Kalau pendapat penulis sendiri, anak-anak lebih baik menghindari dan dilarang untuk menonton film-film horor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun