Mohon tunggu...
Atanshoo
Atanshoo Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Administrasi Perkantoran. Memiliki hobby menulis, untuk menyalurkan kegelisahan terkhusus pada kategori Humaniora dan Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Film "Siksa Neraka", Nonton Ini Langsung Tobat!

1 April 2024   09:13 Diperbarui: 1 April 2024   09:37 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "Siksa Neraka" (dok. Dee Company/Umbara Brothers Film via YouTube

Film Indonesia berjudul "SIKSA NERAKA" bukan sekadar tontonan horor biasa. Di balik jump scare dan visualisasi mengerikan, film ini menyuguhkan renungan mendalam tentang konsekuensi perbuatan dan pentingnya pertobatan. Film yang dirilis Desember 2023 lalu ini menjadi perbincangan hangat, tak hanya karena kengeriannya, tapi juga karena efeknya yang "membuat tobat" para penontonnya.

Menelusuri Jalan Kelam Alfie

"SIKSA NERAKA" bercerita tentang Alfie, pemuda yang terjerumus dalam kehidupan gelap. Ia terperdaya harta dan kenikmatan duniawi, mengabaikan nilai-nilai moral dan agama. Kehidupan hedonisnya tersebut dibayar dengan kecelakaan tragis yang membawanya ke alam barzakh. Di sanalah Alfie harus menghadapi konsekuensi perbuatannya.

Disutradarai oleh Anggy Umbara, film ini berani menyuguhkan gambaran neraka yang mengerikan berdasarkan tafsir-tafsir Islam. Api yang membakar, siksaan para malaikat, dan jeritan para pendosa ditampilkan secara gamblang. Penggambaran visual yang realistis ini mampu membuat penonton terguncang dan bergidik ngeri. Efek ini semakin diperkuat dengan pemilihan pencahayaan dan sound design yang mencekam.

Lebih dari Sekadar Kengerian: Pesan Moral yang Menusuk

Namun, "SIKSA NERAKA" tak hanya menawarkan horor sensasional. Film ini justru ingin menyentakkan kesadaran penonton. Adegan-adegan siksaan yang mengerikan menjadi perumpamaan betapa pedihnya balasan dosa di akhirat. Diharapkan, rasa takut tersebut memotivasi kita untuk memperbaiki diri dan menjauhi perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Film ini tak hanya berfokus pada siksaan neraka. Perjalanan pencarian para orangtua Alfie juga turut menyentuh. Mereka dihantui rasa bersalah karena kurangnya bimbingan agama yang mereka berikan pada anak mereka. Hal ini menjadi pengingat pentingnya bagi para orangtua untuk mendidik anak-anak mereka tentang nilai-nilai agama dan moral sejak dini.

Efek "Tobat" yang Mengubah

Banyak penonton yang mengaku film ini "membuat tobat." Film ini menjadi momentum untuk introspeksi diri, merenungkan dosa-dosa yang pernah dilakukan, dan memotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kisah Alfie menjadi cerminan bagi penonton. Kita semua bisa terlena dengan kehidupan duniawi dan mengabaikan ketetapan agama.

Tak jarang pula, penonton yang terguncang mencari informasi lebih lanjut tentang neraka dan proses pertobatan. Ini menunjukkan film "SIKSA NERAKA" berhasil mencapai tujuannya, yaitu menyadarkan penonton tentang pentingnya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan.

Film yang Membuka Diskusi

"SIKSA NERAKA" tak luput dari kritik. Beberapa penonton menilai penggambaran neraka terlalu sadis dan berpotensi menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Ada pula yang mempertanyakan efektivitas film horor sebagai media dakwah.

Namun, terlepas dari pro dan kontra, film ini telah membuka ruang diskusi yang menarik. "SIKSA NERAKA" berhasil menyentuh ranah spiritual penonton, memicu percakapan tentang dosa, taubat, dan kehidupan akhirat.

Kesimpulan: Film untuk Introspeksi

"SIKSA NERAKA" bukanlah film horor untuk hiburan semata. Film ini mengajak penonton untuk berkontemplasi, merenungkan arti hidup dan tujuan akhir manusia. Film ini memang tidak mudah ditonton, namun efek "menggemparkan" inilah yang diharapkan bisa menjadi titik balik bagi penonton untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun