Mohon tunggu...
salsabila khalishatun
salsabila khalishatun Mohon Tunggu... mahasiswa UIN 24107030062

panggil aja caca🥰

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pisang Gaul Jogja : Jajanan Legendaris yang Tak Pernah Sepi Cerita

13 Juni 2025   13:23 Diperbarui: 13 Juni 2025   13:23 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerobak Pisang Gaul Jogja (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pisang Gaul Jogja Isian Coklat Keju(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
Pisang Gaul Jogja Isian Coklat Keju(Sumber:Dokumentasi Pribadi)

Di sebuah sudut yang tak terlalu ramai di selatan Universitas Sanata Dharma, tepatnya di Jalan Mrican Baru No. 26-27, berdirilah gerobak kecil yang nyaris luput dari pandangan jika tidak teliti namun, aroma khas pisang goreng yang manis gurih, ditambah gelak tawa mahasiswa yang mengerubungi lapak tersebut, seolah memanggil siapa saja yang lewat untuk sekadar mampir dan mencicipi. Gerobak kecil sederhana itu milik Pak Toto, pemilik usaha Pisang Gaul Jogja, yang telah berjualan sejak tahun 2014 dan kini menjadi salah satu jajanan legendaris yang tak hanya digandrungi mahasiswa, tapi juga viral di media sosial seperti TikTok.

Dari Pisang Planet ke Pisang Gaul

"Awalnya dulu namanya bukan Pisang Gaul, tapi Pisang Planet," kenang Pak Toto sembari tersenyum. Usaha ini bukan sekadar iseng atau coba-coba, melainkan warisan turun-temurun. Pisang Gaul Jogja, meski kini menjadi brand yang dikenal luas, sebenarnya adalah lanjutan dari usaha keluarga yang telah bertahan selama puluhan tahun.

Bukan hanya pisang goreng, Pak Toto juga menjual berbagai camilan seperti tela-tela goreng, yang bahkan sudah ia jual sejak tahun 1989, dan brokoli goreng, yang menjadi primadona baru sejak viral di TikTok. Menariknya, pisang gaul yang dijual Pak Toto bukan sembarang pisang goreng melainkan potongan pisang tipis yang disusun dalam bentuk kotak, dilapisi tepung tipis, digoreng, lalu diolesi selasi pilihan seperti cokelat, keju, blueberry, atau nanas di tengahnya, kemudian ditutup lagi dan dibaluri tepung panir sebelum digoreng ulang. Hasilnya, camilan renyah dan manis yang membuat siapa pun ingin kembali.

Naik Turun Perjalanan Usaha

Seperti halnya roda kehidupan, usaha Pisang Gaul Jogja juga tak selalu mulus. Tahun-tahun awal sejak 2014 hingga sekitar 2018 merupakan masa keemasan. "Alhamdulillah, waktu itu lumayan bagus penjualannya," tutur Pak Toto. Pembelinya mayoritas mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan anak-anak sekolah di sekitarnya. Sebagian besar datang karena rekomendasi teman atau bahkan tahu karena viral di media sosial. Tidak sedikit pula yang datang jauh-jauh karena penasaran setelah melihat videonya di TikTok.

Saat pandemi COVID-19 melanda itu menjadi hari-hari buruk untuk pak Toto, Seperti banyak UMKM lain, usaha Pak Toto pun terdampak cukup parah. "Waktu Corona, kita tutup total hampir enam bulan. Nggak ada pelajar, nggak ada kantoran. Jalanan sepi sekali," ujar beliau. Saat itu, praktis tidak ada aktivitas ekonomi. Tak ada pemasukan, dan usaha pun nyaris tutup.

Sebelum pandemi, Pak Toto bahkan sempat mempekerjakan dua orang pegawai, dibantu sang istri juga. Ia sendiri waktu itu masih memiliki pekerjaan utama sebagai staf keuangan di bagian penjualan tiket namun setelah pandemi dan kondisi semakin sulit, usaha ini kembali ia tangani sendiri bersama keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun