Harapannya, kebiasaan sederhana ini mampu membentuk pribadi yang tidak hanya tampak cerdas di hadapan orang lain, tetapi juga benar-benar bijak dalam menjaga hubungan antarindividu. Dengan membiasakan diri menakar kata dan memilih waktu bicara, kita belajar untuk menghargai lawan bicara sekaligus meredam potensi konflik yang bisa muncul dari salah ucap. Pada akhirnya, orang yang mampu berbicara di saat tertentu akan selalu dikenang bukan karena banyaknya kata yang diucapkan, melainkan karena kedalaman makna yang ditinggalkan.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI