Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Cerdas: Bicara Hal Tertentu, Di Saat Tertentu

16 September 2025   04:30 Diperbarui: 15 September 2025   19:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: bikincv.com

ORANG CERDAS: BICARA HAL TERTENTU, DI SAAT TERTENTU

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Banyak orang percaya bahwa kecerdasan diukur dari seberapa fasih seseorang berbicara atau seberapa cepat ia menanggapi perdebatan. Padahal, di balik kebisuan yang tampak sederhana, sering tersembunyi kebijaksanaan yang jauh lebih dalam. Orang cerdas bukan hanya tahu apa yang harus diucapkan, tetapi juga paham kapan waktu terbaik untuk melontarkannya. Sebab, di dunia yang bising oleh kata-kata yang saling bertabrakan, kemampuan bicara tertentu pada saat tertentu justru menjadi penanda kedewasaan berpikir dan keluhuran bersikap.

Input gambar: youtube.com
Input gambar: youtube.com
Mengapa bicara di saat tepat menunjukan suatu tanda kecerdasan? Karena seseorang yang bicara pada saat yang tepat bukan hanya menunjukkan kemampuan verbalnya, tetapi juga mengindikasikan kecerdasan emosional yang tinggi. Daniel Goleman, pakar terkenal dalam bidang Emotional Intelligence, menekankan bahwa orang dengan EQ yang matang tahu cara menahan dorongan untuk segera membalas atau berkomentar. Mereka mampu mengendalikan emosi, membaca tanda-tanda suasana hati orang lain, dan menimbang dampak kata-kata sebelum dilontarkan. Inilah yang membedakan orang cerdas dengan mereka yang hanya pintar berdebat tetapi gagal meredam konflik.

Dalam dunia kerja, keluarga, bahkan pertemanan, sikap berbicara di saat yang tepat sering kali lebih dihargai daripada sekadar banyak bicara. Orang yang mampu memilih diam di tengah pertikaian, atau memilih berbicara tegas saat suasana memburuk, kerap menjadi penentu arah percakapan dan penyejuk ketegangan. Jadi, seni menakar kata adalah wujud nyata dari kecerdasan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga terimplementasi dalam sikap sehari-hari.

Orang yang hanya berbicara pada waktu dan situasi yang tepat biasanya memiliki beberapa ciri khas. Mereka peka membaca suasana dan mampu menahan keinginan untuk menyela atau mendominasi pembicaraan. Saat berbicara, kata-katanya singkat namun bermakna, tidak bertele-tele apalagi menyinggung. Mereka juga tidak mudah terpancing emosi, sehingga tetap tenang meski menghadapi perdebatan panas. Kepekaan, pengendalian diri, dan kemampuan memilih kata inilah yang membuat setiap perkataan mereka lebih didengar dan diingat orang lain.

Input gambarL: stock.adobe.com
Input gambarL: stock.adobe.com
Kemampuan untuk berbicara di waktu yang tepat membawa banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Pertama, orang yang tahu kapan harus bicara dapat menghindari kesalahpahaman dan konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Setiap kata yang keluar lebih terukur, sehingga tidak melukai perasaan atau menambah rumit suasana.

Kedua, orang seperti ini biasanya lebih dihargai karena kata-katanya dianggap berisi dan pantas dijadikan pegangan. Dalam lingkungan kerja, kemampuan ini sering membuat seseorang dipercaya memimpin diskusi atau meredam perselisihan. Dalam lingkup keluarga atau pertemanan, mereka menjadi penengah yang menenangkan dan pendengar yang bijaksana.

Ketiga, berbicara di waktu yang tepat juga membantu seseorang menjaga reputasi, karena ia tidak mudah dicap cerewet atau asal bicara. Setiap perkataan yang dikeluarkan punya bobot dan tujuan yang jelas, sehingga mampu memengaruhi orang lain secara positif. Seni menahan lidah dan memilih momen bicara ini menjadi senjata halus yang menunjukkan kepribadian matang sekaligus kecerdasan sejati seseorang.

Input gambar: bikincv.com
Input gambar: bikincv.com
Oleh karena itu, penting dipahami bahwa kecerdasan sejati seseorang tidak hanya terletak pada tingginya IQ atau seberapa luas wawasan seseorang, tetapi juga pada seni mengatur kata dan membaca waktu untuk berbicara. Orang cerdas tahu bahwa diam kadang lebih bernilai daripada seribu argumen. Seperti kata filsuf Yunani Zeno dari Citium: Alam memberi kita satu lidah tetapi dua telinga, supaya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara.  Kalimat sederhana tersebut menegaskan bahwa berbicara seperlunya di saat yang tepat jauh lebih berharga daripada sekadar banyak berkata-kata.

Untuk menjadi pribadi yang benar-benar cerdas dalam berbicara, ada beberapa hal penting yang patut diperhatikan. Pertama, latih kepekaan membaca situasi agar kita tahu kapan harus berbicara dan kapan sebaiknya menahan diri. Kedua, pastikan setiap kata yang keluar membawa manfaat, bukan sekadar untuk memenuhi ruang percakapan. Ketiga, kendalikan emosi, sebab kata yang lahir dari amarah sering kali lebih melukai daripada menyelesaikan masalah. Keempat, gunakan empati dalam berkomunikasi dengan menempatkan diri pada posisi lawan bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun