Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak yang Ditinggal Ayahnya

27 Juni 2022   13:42 Diperbarui: 27 Juni 2022   13:52 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

anak yang ditinggal ayahnya mengutuk nafas para tentara
memaki dunia yang tak mengenalnya
ketika kabar mengiris telinga

gelita malam ini mengantarkan rintik air dari awan lengang malu-malu
rasa keraguan memenuhi udara dingin
betapa tak percaya ia ditinggal selamanya

lalu aku bertanya bisik pada teras sepi
kapankah jeruji mimpi ini terlampaui
bila hati rimba ini tak mereda
terus saja menyimpan dendam tak mungkin terbayar senjata
walau di atap rumah, merdu menderu. tetes-tetes  menyeru teduh, lekas akan tertolak

anak yang ditinggal ayahnya mengutuk nafas para tentara
memaki dunia yang tak mengenalnya
ketika kabar mengiris telinga

di atas ranjang tubuh lunglai rebah tak berkata
menyelisik memoar janji-janji pagi hari, akan pulang sore nanti
Sayang beribu serapah sayang telah meledak ke arah lampu kuning
tangisnya juga telah reda. Lelap menjadi cara istirahat sang duka

anak yang ditinggal ayahnya mengutuk nafas para tentara
memaki dunia yang tak mengenalnya
ketika kabar mengiris telinga

Depok, 27 Juni 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun