Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nafas Melafadz

8 Agustus 2020   19:02 Diperbarui: 8 Agustus 2020   19:02 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wahai maha cinta
terima kasih masih membiarkan kami menyesal
padahal
ketika ingin bahagia kami justru melampaui batas, meneguk anggur dengan angkuh sampai memerah pipi dan mata
hingga tertawa tak henti-henti kemudian lelah menjadi-jadi
namun Kau masih biarkan kami sadar dan menyesal
ketika ingin meminital kasih doping tubuh telanjang menjadi perangsang menjadi landasan percumbuan kami sampai kami lupa sujud barang sekali
namun  Kau masih biarkan kami lelah dan menyesal
ketika kami bersujud justru kamitak kunjung ikhlas melepas diri.  
sedangkan Kau menghendaki kami menyujud padamu

wahai maha cinta
kami tetap menunutut balasan darimu
padahal kau biarkan kami yang compang camping ini
menapaki bumi
menelan pangan pada alam
meneguk air-air langitmu
merindu semesta yang tergerus terus menerus

padahal serakah kami tak samar lagi
tapi, maha cinta memberi cinta
sedangkan kami selalu meminta

terima kasih membiarkan kami terus menyesal
terima kasih membukakan
pintu-pintu rumahmu
ruang-ruang rizkimu
cinta dan tegur sapamu
terima kasih pula atas nafas dan lafadz ini
subahanallah
alhamdulillah
laillahailallah
allahuakbar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun