Mohon tunggu...
Saiful Furkon
Saiful Furkon Mohon Tunggu... -

Aku Cinta Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

True Story: Keyakinan yang Memisahkan Kita

20 Januari 2011   08:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Walau aku dekat dengannya. Namun tidak begitu dengan keluarganya. Aku merasa belum ada kecocokan. Terutama dari neneknya. Neneknya seolah merasa ada yang lain seketika menatapku. Namun aku terus mengambil hal positifnya saja. Toh aku berhubungan dengan cucunya serius, bukan main-main.

Tepat pukul Sembilan, akhirnya aku bisa bernafas lega. Setelah dituntut oleh loyalitas dalam bekerja, akhirnya aku pulang dengan sedikit ketenangan. Karena pekerjaan ini akhirnya selesai juga.

"Gion, kamu dimana?" suara ibu tatkala aku sudah berada didalam mobilku

"Dijalan bu, ada apa?" tanyaku

"Kamu cepat pulang, orang dari percetakan undangan sudah datang"

"Oh, ia bu. Lima belas menit dari sekarang saya pasti datang. Ibu bilang saja kalau disuruh menunggu"


"Ia-ia"

Ibu mematikan telfonnya. Jelas, ada kebahagiaan dalam wajahku. Akhirnya aku akan menjadi lelaki seutuhnya. Menikahi seorang gadis yang amat sangat kucintai. Sempat terbersit dalam fikiran bahwa aku laki-laki yang paling beruntung. Yang mampu meminangnya.

Sesampainya dirumah, kulihat Pak Danang tengah duduk diruang tamu dan ditemani ibu. Senyum mengembang dari bibirnya. Kulihat beberapa plastik besar, yang isinya undangan yang aku pesan.

"Sudah selesai, Pak" aku tersenyum dan ikut nimbrung

Aku duduk sambil melihat-lihat hasilnya. Cukup bagus, dan aku merasa puas. Lantaran undangan yang sudah jadi hasilnya sesuai dengan apayang aku minta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun