Mohon tunggu...
Sahesti Sri Wulandari
Sahesti Sri Wulandari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswi prodi Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana. Content Writer, Part- Time Teacher, Voice Over.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ambang Batas Khayalan

21 Maret 2024   05:41 Diperbarui: 21 Maret 2024   05:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi/pixabay.com

Di ambang batas khayalan, dunia-dunia tak terlihat berkumpul dalam harmoni tak terduga. Matahari menjelang terbenam, memancarkan warna-warna magis yang mengusik jiwa. Di sini, segala sesuatu mungkin terjadi. Burung-burung bersayap emas terbang bebas di langit yang tak terbatas, membawa pesan-pesan dari alam semesta yang tersembunyi.

Di ambang batas khayalan, pohon-pohon berbicara dalam bisikan angin, menceritakan kisah-kisah kuno yang hilang dalam aliran waktu. Bunga-bunga mekar dengan warna-warna yang tak pernah terlihat di dunia nyata, memancarkan aroma yang memikat hati dan jiwa. Sungai-sungai berbicara dalam nyanyian lembut, mengalir melalui lembah-lembah yang tersembunyi dari pandangan manusia.

Di ambang batas khayalan, manusia dan makhluk-makhluk gaib berdampingan, saling berbagi rahasia dan kebijaksanaan. Sihir-sihir kuno menghiasi udara, menciptakan pertunjukan cahaya dan suara yang mempesona. Pintu-pintu menuju dimensi lain terbuka lebar, mengundang petualangan dan penjelajahan yang tiada akhir.

Di ambang batas khayalan, segala batasan terhapus, dan imajinasi merajai alam semesta. Waktu berhenti sejenak, membiarkan pikiran-pikiran melayang bebas, menjelajahi wilayah-wilayah yang belum pernah dijangkau sebelumnya. Di sini, segala mimpi menjadi nyata, dan keajaiban-keajaiban terjadi di setiap sudut.

Selamat datang di ambang batas khayalan, tempat di mana semua yang tak terpikirkan menjadi mungkin, dan keindahan abadi bersinar dalam kemegahan yang tak terhingga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun