Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikhlas Tanpa Batas

8 Mei 2024   12:38 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah stasiun, ada seorang kakek bernama Sybuck naik ke dalam kereta menggunakan tongkat alat bantu jalan. Di dalam kereta tersebut tampak semua kursi sudah penuh oleh penumpang. Beberapa orang melihat kehadiran kakek Sybuck tesebut. Kakek berjalan terseok seok dengan tongkatnya.

Sebagian yang mengetahui hal ini pura-pura tidak melihatnya. Ada pemuda tampan memakai kaos orange menutup wajahnya menggunakan HP, sesaat kemudian bermain game padahal tahu kakek itu lewat di samping kursinya. 

Di sisi lain ada seorang wanita cantik berambut panjang terurai, berbaju merah merona hanya menatap saja ke arah kakek tampak acuh tak acuh. Bahkan ada yang berpura-pura tidur. Ada yang menunduk dan sekedaar melirik saja. Namun kakek tersebut terus melangkah ke bagian kursi yang kosong. Sambil lirik kanan kiri kakek tersebut juga tidak menemukan kursi satupun.

Pada saat di pertengahan barisan kursi ada seorang gadis bernama Santuy. Ia berusia 20 tahun berambut lurus dan berparas cantik. Tiba tiba gadis itu  memegang tangan kakek yang sedang melintas berdekatan dengan kursi.

 "Kek, silahkan duduk di sini! Seraya menatap wajah kakek itu dengan rasa iba.

"Terimaksih, tapi tiket saya ini tanpa tempat duduk. Saya akan berdiri" Jawab kakek dengan lirihnya, seraya melihat wajah  tersebut yang sedang duduk di kursi.

"Tiket saya juga tanpa tempat duduk" Jawab gadis itu dengan tenangnya disertai senyuman yang tulus.

"Saya lebih muda, saya memiliki lebih banyak tenaga dan kekuatan untuk berdiri" Lanjut gadis itu dengan semangat membujuk kakek tersebut agar duduk.

Tak lama kemudian kakek Sybuck tersebut berhasil dibujuk untuk duduk. Gadis tersebut merasa lega dan bersyukur akhirnya bisa menolong orang yang lebih membutuhkan.

Dalam hati kakek berharap, semoga yang memiliki tempat duduk ini tidak datang . 

Sementara itu kereta terus berjalan dengan lancar diiringi suara riuhnya penumpang yang bersama anak anak. Terkadang suara alunan musik yang menghipnotis penumpang terlelap tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun