Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikhlas Tanpa Batas

8 Mei 2024   12:38 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:48 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemudian kakek bertanya pada gadis itu, "Nak berapa lama lagi sampai ke tempat pemberhentianmu?"

"Masih 5 jam lagi, tidak begitu lama, kok..."

"Wah kalau kamu lelah, katakan saja pada saya"

"Jangan mengkhawatirkan saya, kek!"

Kereta melaju dengan cepatnya disertai angin yang sejuk. Tampak pemandangan yang indah di balik jendela kereta. Pepohonan sepanjang jalan tampak ikut bergerak jika mata  menatap ke arah luar jendela.

Penumpang yang di samping tampak terlelap dan banyak juga yang tetap asyik berbincang-bincang. Namun kakek tersebut tetap diam dan sesekali melihat ke arah gadis itu untuk memastikan jika ia lelah berdiri. 


Meskipun kanan kiri penumpang lainya tertidur pulas oleh nikmatnya duduk di kursi yang empuk, namun kakek tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Lama kelamaan kakek tersebut menikmati alunan musik di kereta. Dalam kondisi duduk dengan tenang dan  tak terasa terlelap juga karena saking lelahnya. Gadis yang berdiripun turut memejamkan mata karena letih berdiri. Dengan tangan yang kuat berpegangan  pembatas di sampingnya tersebut. Sesekali melirik ke arah kakek untuk memastikan kakek baik-baik saja.

Tidak lama kemudian seorang petugas kereta datang berkeliling mengecek tiket penumpang satu demi satu.

"Tiket Anda?" tanya petugas. Kemudian penumpang menyodorkan tiket yang ia pegang. Begitu seterusnya, hingga semua penumpang dicek beres aman.

Tiba saatnya di tempat duduk Kakek Sybuck, "Tiket Anda?"

Lalu kakek tersebut menyodorkan tiket tersebut dengan tenang dan senangnya. Di tiket itu tertulis "Tiket tanpa tempat duduk"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun