Mohon tunggu...
Sadam Azkia
Sadam Azkia Mohon Tunggu... Penulis - Belajarlah Sampai ke Negeri Cina

Nama : Sadam Azkia Alamat : JL. Asngari, Desa Bence, Kecamatan Garum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenali Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

21 Mei 2020   20:14 Diperbarui: 21 Juni 2021   16:47 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenali Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) (unsplash/taylor-wilcox)

Pada artikel kali ini akan membahas tentang pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran ini dirancang untuk menggali pengetahahuan siswa lewat berbagai masalah yang ilmiah dan diharapkan siswa dapat mahir lewat memecahkan masalah, memiliki cara belajar sesuai fasion sendiri, dan memiliki kecakapan berpasetisipisai dengan tim atau kelompok. 

Model pembelajaran ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan penelitian dengan masalah yang nyata dan autentik. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pembelajaran berbasis masalah, diantaranya: komples, struktur tidak jelas, terbuka dan autentik.

Beberapa ahli menyimpulkan pendapat tentang pembelajaran berbasis masalah, diantaranya :

  1. Menurut arends pembelajaran berbasis masalah menyuguhkan pembelajaran dengan masalah yang bersifat autentik dan bermakna supaya peserta didik menjadikan batu loncatan dan semangat dalam penyelesaian investigasi penyeledikinnya. Pembelajaran berbasis masalah menjadikan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
  2. Menurit pakar moffit ( depdiknass 2002), menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dengan menggunakan masalah dunia nyata agar melatih siswa untuk berfikir kritis dan meningkat pengetahuan keterampilannya serta memperoleh pengetahuan dan konsep dengan esensi materi pembelajaran tadi.

Baca juga : Dampak Siswa Dalam Penggunaan Gadget pada Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :

  1. Mempunyai konsep dasar

Pembelajaran ini guru memberikan arahan , memberikan konsep, petunjuk, atau referensi yang diperlukan dalam mecari sumber pembelajaran.

      2.  Pendefinisian pembelajaran

Guru memberikan letak masalahnya setelah itu menjelaskan ke beberapa kelompok . setelah itu setiap anggota mengungkapkan pendapat, ide dan tanggapan terhadap masalah yang sudah diberikan oleh guru. Setalah itu guru menyeleksi pendapat para muridnya

Yang paling terarah/ fokus kepada masalah yang dibahas. Selanjutnya guru membagi ke beberapa kelompok untuk mencari referensi dalam pemecahan masalahan.

      3.  Pembelajaran mandiri

Setiap dari individu mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas masalah dari buku atau artikel diperpustakaan, internet atau guru yang relevan untuk memecahkan masalah.

      4.  Pertukaran pengetahuan

Setelah setiap individu mendapatkan reverensi dari berbagai sumber maka untuk pertemuan selanjutnya siswa bersama kelompoknya mengklarifikasi capainnya dan merumuskan dari permasalahan.

Guru pada pembelajaran ini berperan sebagai pelatih dalam pembelajaran berbasis masalah ini. Peran guru menjadi tempat pertanyaan tentang sebuah pemikiran, memonitor pembelajaran, probbing (menantang siswa untuk berpikir), menjaga agar siswa terlibat, mengatur dinamika kelompok, menjaga berlangsungnya proses belajar. 

Adapun peran seorang murid dalam pembelajaran ini adalah turut aktif dalam kegiatan pembelajaran, terlibat langsung dalam pembelajaran, membangun pembelajaran agar efektif. 

Baca juga : Peran Teknologi Melalui Informasi dalam Pembelajaran Daring di Tengah Masa Pandemi Covid-19

Masalah yang diciptikan dalam pembelajaran ini bersifat ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Masalah menarik untuk dipecahkan, b. Menyediakan kebutuhan yang ada yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa fase yang harus dilewati, diantaranya :

  1. Mengorintasikan siswa terhadap masalah

Guru memberikan masalah yang menarik untuk dipecahkan oleh siswa. Masalah tersebut harus bersifat kompleks. Stuktur tidak jelas, terbuka dan autentik.

      2.  Mengordinasikan siswa

Guru mengarahkan siswa dan membagi kedalam beberapa kelompok. Mengordinasi setiap kelompok dalam tugas yang berhubungan dengan masalah yang saudah dijelaskan oleh guru.

      3.  Membimbing siswa dalam penyelesaian masalah dalam kelompok

Guru salaku pembimbing mengawasi pengerjaan tugasnya kepada muridnya, memotivasi muridnya jika mengalami masalah dalam penyelesainnya, mendorong siswa untuk mengumpulkan tugas yang sesuai, melaksanakan eksperimen dalam pemecahan masalahnya.

      4.  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Siswa menyiapkan laporan hasil dari penyelesaian sebelumnya dan berbagi tugas dengan teman. Dalam fase ini siswa mempresentasikan hasil temuannya kepada kelompok lain dipandu dengan guru pembimbing.

       5. Mengevaluasi hasil akhir

Guru memberikan arahan kepada semua muridnya dan mengevaluasi hasil presentasi setiap kelompok apabila tidak searah tema dalam masalah tersebut.

Baca juga : Pentingnya Kerja Sama Guru dan Orang Tua Murid dalam Melaksanakan Pembelajaran Daring

Peran guru dalam pembelajaran ini sangat penting, karena guru sebagai kepala pelaksana dalam kelas harus benar-benar mengawasi siswanya supaya dalam pelaksanaanya agar sesuai hasil dengan hasil yang diharapkan. Guru mempunya peran. Diantaranya :

  1. Guru sebagai pelatih dan pengawas dalam kelas
  2. Guru sebagai problem server kepada muridnya
  3. Guru mempunyai materi masalah
  4. Guru harus menantang siswa untuk berfikir
  5. Guru mengawasi siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran ini
  6. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran ini
  7. Guru memotivasi siswa dan membangun semangat siswa
  8. Guru menyediakan bahan untuk kebutuhan pembelajaran ini
  9. Guru sebagai penanggung jawab dalam proses pembelajaran ini

Pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa kekurangan  dan kelebihan, adapun kekurangan diantaranya :

  1. Guru dan muridnya belum terbiasa dalam model pembelajaran ini. Terbiasa dalam pembelajaran konvesional atau pembelajaran materi secara utuh.
  2. Pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama dan kurangnya waktu dalam hal ini
  3. Siswa mungkin masih belum tau mana yang penting dan cara pembelajaran ini. Apalagi sekolah yang belum pernah melakukan pembelajaran ini.
  4. Guru membutuhkan kerja keras dalam pembelajaran ini karena model pembelajaran ini benar-benar sangat menantang.

Dan kelebihan pembelajaran ini adalah :

  1. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berfikit kritis dan mengembangkan keterampilan siswa.
  2. Menigkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah
  3. Mendorong siswa untuk menciptakan ilmu baru
  4. Pembelajaran berbasis masalah meningkatkan kemampuan kritis siswa, menumbuhkan inisiatif dalam bekerja, dan mencipakan hubungan interpersonal dalam kelompok.
  5. Siswa dapat mengintregasikan kemampuan akademik dan keterampilannya dan mengaplikasiakknya dalam konteks yang relevan.

Semoga dalam artikel ini bermanfaat buat kalian dan jangan lupa tetap berusaha menjadi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun