Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesantren IMMIM (7), Mengenang Ritme Hidup Keseharian

17 Juli 2018   12:05 Diperbarui: 17 Juli 2018   14:57 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mandi sore

Sekitar setengah jam menjelang magrib, setelah berolahraga, giliran empat sumur di Pesantren akan dikerubuni santri, berdesak-desakan berebut mandi sore. Dan mandi sore ini harus selesai sekitar seperempat jam sebelum azan magrib dikumandangkan. Dan pemandangan mandi sore itu persis dengan suasana mandi pagi.

Tiap santri membawa peralatan mandinya (sabun, sikat gigi, odol, shampo). Sebagian membawa timba air sumur miliknya. Semuanya meribun di sekitar sumur, dengan celana mandi yang masing-masing punya sendiri.

Di seluruh wilayah Makassar, ketika itu, mungkin hanya sumur di Pesantren IMMIM yang habis airnya digunakan dua kali dalam sehari.

Shalat magrib, mengaji bareng

Dengan sarung dan bersongkok, para santri akan menunaikan shalat berjamaah di masjid. Seusai shalat magrib, semua santri akan mengaji bersama, yang berlangsung antara magrib dan isya. Santri kelas 2 sampai kelas 4 akan mengaji sendiri. Diawasi oleh santri kelas-5 dan kelas-6.


Sementara santri-santri baru, kelas-1, akan dikumpulkan untuk diajari mengaji (bagi yang belum mengenal hurup Arab), atau memperlancar bacaannya bagi yang sudah lincah mengaji. Guru mengaji adalah para kelas 5 dan kelas 6.

Pada tahun 1980-an, waktu mengaji ini kadang juga diisi oleh penceramah tokoh-tokoh dari Makassar. Saya ingat beberapa kali Prof Dr Halide mengisi ceramah antara magrib dan isya di kampus Tamalanrea, yang antara lain pernah membahas "tema idola".

Shalat Isya dan makan malam

Setelah mengaji bersama di masjid sekitar satu jam antara magrib dan isya, tiba waktunya shalat isya berjamaah. Seusai shalat Isya, seorang santri akan berdiri dekat mimbar, lalu dengan pengeras suara mengumumkan nama-nama santri yang melakukan pelanggaran bahasa dan/atau tata tertib pondok.

Selanjutnya, semua santri akan keluar dari masjid seperti semut, menuju dapur umum. Dan pemandangan makan siang pun akan berulang: duduk berjejer di meja panjang; di depan tiap santri sudah tertata makanan di piring yang mirip piring di rumah sakit atau penjara; menunggu komando dari satu santri senior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun