Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Delegitimasi Pemilu adalah Dalih untuk Makar?

22 April 2019   11:11 Diperbarui: 22 April 2019   11:14 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://indonesiaatmelbourne.unimelb.edu.au

Peninggalan Orde Baru lain, Freeport di acak-acak dengan divestasi saham mayoritas ke bumi pertiwi, diwakili oleh Inalum. Belum lagi soal uang yang tersimpan di Bank Swiss, ditengarai ada ratusan trilyun disana.

Jokowi seenaknya ingin mengobrak-abrik "harta karun" zaman Orde Baru yang disimpan dengan rapi. Memangnya siapa Jokowi?

Jokowi adalah pemain baru yang bandel, yang seenak udel-nya mengoyak jaring lawan yang dijaga sedemikian ketat. Megawati dulu dinilai banyak pihak belum mampu mengembalikan asa hegemoni Bung Karno yang pro-rakyat, dan saat ini asa itu ada di pundak Jokowi. So, bagi Orde Baru jelas, Jokowi harus "dihabisi".

Sedangkan Prabowo memiliki track record lengket dengan Orde Baru, selain karena bekas mantu Soeharto. Senakal-nakalnya Prabowo di TNI, beliau tetap aman. Bahkan Prabowo memiliki karir militer yang cepat di era '90-an, hingga mentok di tahun 1998.

Selanjutnya, Prabowo bagai perangko dan lem dengan Kivlan Zen, yang disebut sebagai "si pendiri FPI".

FPI di plot sebagai "the bad boy", di citrakan sejak awal sebagai pejuang Islam garis keras. Islam harus hadir, karena seperti negara dengan mayoritas Islam lainnya yang dihancur leburkan di Timur Tengah (Arab Spring), lebih mudah untuk merontokkan negara dengan agama ketimbang dengan harta.

Dengan citra sesangar itu, FPI di plot lanjutan sebagai "pemangsa komunis", mudah bagi FPI karena sejak 1965 citra komunis adalah kontra dengan Islam.

Jadi sekali lagi jangan heran kenapa sejak Pilpres 2014, citra Jokowi di mata oposisi adalah anti-Islam, karena memang begitu bentukannya. Bahkan hoaks pertama yang terkenal adalah ihram Jokowi yang terbalik ketika beliau umrah, foto tersebut diketahui di edit oleh seseorang dan disebarkan oleh aktifis Facebook pro-oposisi: Jonru.

Jokowi anti-Islam, Jokowi pro komunis adalah dua hal yang dibentuk oleh Orde Baru dan kroni-nya untuk menyerang Orde Lama, bukankah Sukarno juga jatuh karena hal yang sama?

Nah, pemimpin yang baik adalah yang paham sejarah. Disinilah salah satu hal mengapa Jokowi menerima saran Cak Imin ketika menyodorkan KH. Ma'ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden, padahal Kiayi Ma'ruf adalah tokoh pentolan yang memenjarakan Ahok.

Tak ada pilihan bagi Jokowi, isu anti-Islam yang sengaja dibangun sejak sebelum 2014 harus habis, dan Jokowi percaya, NU dibelakang pemerintah, dalam kondisi apapun. Ini garis cerita lawas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun