Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Supersemar, yang Tersembunyi di Balik Debat

18 Januari 2019   15:01 Diperbarui: 19 Januari 2019   05:45 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibarat libero, Jokowi di posisi paling belakang bertugas sebagai penghalau bola terakhir sebelum kiper, termasuk bola fitnah.

Libero bukan hanya bertahan, namun terlibat penyerangan. Libero bisa bermetamorfosis menjadi posisi apa saja. Ini yang mengerikan. Selain pembuktian aset negara kembali ke Ibu Pertiwi, tanpa banyak kata, Jokowi mulai menaikkan efek Supersemar ke permukaan.

Pada 19 Oktober 2017, MA menolak perlawan eksekusi Yayasan Supersemar. Menurut MA, perlawanan eksekusi Yayasan Supersemar nebis in idem. Negara menang! 

Jika ditotal Yayasan Supersemar harus mengembalikan uang negara dengan total 4,3 Trilyun rupiah (dengan kurs 1 USD = Rp 13.500). Yang berhasil ditarik ke Negara baru 241,8 Milyar rupiah. Sisanya? 

Inilah langkah senyap Jokowi sebagai libero. Bola digiring perlahan dari belakang ke tengah, pilihannya dua: akan diumpan ataukah di bawa langsung ke garis gawang.

Jokowi perlu cover karena sisa uang yang harus di kembalikan Supersemar tak main-main, tak kurang dari 4,5 Trilyun rupiah (dengan kurs saat ini). 

Siapa yang paling berdegup kencang jantungnya? Tentunya kroni-kroni dan anak cucu Soeharto. belum lagi incaran Jokowi yang lain; Gedung Granadi dan tanah di Megamendung yang masih terkait dengan yayasan. 

Lalu, kemana lagi? Kembali ke paragraf di atas, salah satu yang terbesar adalah untuk perusahaan kayu yang dikuasai Bob Hasan. Saya ulang, tiga perusahaan kayu tersebut; PT Kiani Kertas, PT Kiani Lestari dan PT Kalimanis Plywood. Termasuk Nusantara Energy dimana Prabowo Subianto menjadi komandannya, seperti di kutip dari wikipedia. 

Dan juga Prabowo sendiri sebagai Jenderal di PT Kiani Kertas (yang berubah nama menjadi PT Kiani Nusantara). Prabowo sebagai direktur seperti yang kita dengar dari wawancara dengan Liputan6 SCTV pada 19 Maret 2004. PT Kiani Nusantara sendiri sudah tidak membayarkan gaji karyawannya semenjak 2014.

Menjadi masuk akal ketika pihak Cendana dan stakeholder-nya kalang kabut, cinta bersemi setiap 5 tahun sekali pun muncul. Deja Vu yang coba diulang. Drama percintaan The Godfather dengan Don Corleone yang telah wafat menjadi latar, dan anak cucunya sebagai wayang utama. 

Inilah benang merah nan kusut yang coba di urai oleh Jokowi. Seorang Solo mlarat yang ironisnya, sukses dengan cara yang sama: Kayu. Dan jalan terbaik bagi Jokowi adalah jalan sunyi nan senyap, dimana saat ini beliau sudah diujung jarum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun