Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Shanghai, Struk Taksi, dan Hamdalah

24 Desember 2018   10:34 Diperbarui: 24 Desember 2018   23:07 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://cina.panduanwisata.id

Saya bingung dan akhirnya bertanya di mana kantor kepolisian. Luar biasa, mereka bengong!! Padahal saya rasa kata-kata Police Station cukup untuk menjelaskan bahwa saya cari kantor polisi.

Pertolongan pun tiba, di belakang saya muncul wanita dengan bahasa Inggris fasih menjelaskan apa yang saya  maksud ke para petugas yang berjaga di sekitar body screening. Mereka pun tergopoh-gopoh menunjukkan letak kantor polisi di dalam bandara (ternyata ada!). Jika di Indonesia, melapornya ke AVSEC ya, ada di tiap terminal bandara.

Saya pun segera berlari ke arah yang dimaksud. Jika dari pintu turun taksi, setelah body screening awal, langsung belok kiri, mentok ketemu lorong yang mengarah ke kiri, ikuti jalur. Turun satu lantai, putar balik ke belakang, letaknya di sebelah kiri. Mudah kok. Jika anda berlari, tak sampai 5 menit sudah sampai. 

Sampai di kantor polisi, saya menjelaskan (lagi-lagi) dengan susah payah bahwa passport saya ketinggalan di taksi. Lumayan makan waktu dan melelahkan, hampir 20 menit waktu habis untuk menjelaskan karena keterbatasan bahasa.

Mareka baru "ngeh" setelah saya translate bahasa Inggris ke bahasa Mandarin via google translate, thanks mbah!!

Saya minta diperlihatkan CCTV untuk melihat plat nomor taksi. Sialnya, CCTV baru dibuka pukul 9.00 pagi. Saya jelaskan bahwa pesawat saya jam 9.00 pagi, tak cukup waktu, tapi mereka sangat taat aturan.

Waktu menunjukkan pukul 7.50, dan saya masih coba ngotot minta jalan keluar, sambil saya menelpon istri dan staff kantor yang mengurus dinas saya. Jawaban keduanya sama, kantor kedutaan Tiongkok di Jakarta, tutup. Begitupula kedutaan Indonesia di Shanghai, tutup.

Ya iyalah, hari Minggu. Pihak maskapai tidak bisa membantu hingga ke ranah itu. Terbayang saya harus menginap lagi sehari di situ, kali ini bukan di hotel tapi di losmen, karena dana sudah pas-pasan. 

Sampai akhirnya saya teringat struk taksi yang saya simpan. Entah angin apa yang membuat saya menyimpan struk ini, padahal biasanya minta struk taksi aja hampir tidak pernah.

Tergopoh-gopoh saya serahkan struk tadi ke petugas polisi yang sedari tadi mengurusi saya, dan dia kaget ternyata saya menyimpan struk taksi. Mereka memeriksa struk dengan seksama. Dari struk, mereka gerak cepat, terlihat mereka bisa mendeteksi semuanya.

Tak sampai  semenit, sang kepala opsir Polisi mendatangi saya dan mengatakan (via google translate, yaiyalah) bahwa supir taksi sudah di telpon dan segera kembali ke Bandara. Cepat sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun