Memandang jauh ketika pergi
Langkah menuju ujung waktu yang tidak pasti
Kau tidak ingin berlari
Melangkah biasa membawa mimpi
Mimpi adalah puisi yang terpendam
Barisnya mengitari kepala kata-kata yang tertanam
Baitnya menyiksa kata-kata terpenjara
Hentikan dengan curahan air mata
Dia sedang menangisi puisi
Bukan berluka tapi bahagia karena hidup kembali
Tidak jadi dikubur
Ketika langit menghentikan suara guntur
Baca juga: Secangkir Kopi Dibiarkan Sendiri
Tidak cuku puluhan buku puisi sebagai bukti
Karena hati dipenuhi dengki
Pergilah jauh hingga menemui duniamu
Tidak lagi mengganggu puisiku
Sungailiat, 29 April 2024
Baca juga: Perempuan Penyuka Pantai
Baca juga: Pasir Pantai Berbisik Cemas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!