Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kawanan Pagi

26 Desember 2022   05:58 Diperbarui: 28 Desember 2022   20:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyiur tumbang
Nelayan hilang
Disapu gelombang

Banjir rob telah menggenang
Air mata berlinang
Istri nelayan menunggu suami yang belum pulang

5
Pagi telah dipenuhi puisi
Tanpa ilustrasi
Menenangkan hati

Embun menjadi puisi
Matahari menjadi puisi
Laut menjadi puisi

Tidak ingin dikatakan tak peduli
Mencurahkan isi hati
Habis setelah pagi ditinggalkan matahari

6
Kenangan pagi menjadi rindu
Dingin pagi menjadi kaku
Kau tersipu

Melihat tubuhku tua
Tapi belum renta
Mentang-mentang kau belum tua

Kau masih muda
Tapi cintaku tidak renta
Terus menggoda

7
Telah diselesaikan pagi
Setelah pergi
Meninggal sepi

Berubah warna matahari
Dari tembaga menjadi sulit dimengerti
Siang akan menjadi saksi

Langkah tidak akan disurutkan
Pantang siang ditinggalkan
Karena senja selalu mengingatkan

Sungailiat, 26 Desenber 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun