Beberapa piala berwarna emas terpanjang di ruang sempit yang melahirkan cerita yamg ditulis lelaki tua yang tak jelas lagi sorotan mata.
Piala tinggi yang didapat dari menulis pantun yang ditulis karena tak pandai dengan lisan, katanya pantun yang ditulis lebih mengalir dengan rima menawan.
Piala ukaran sedang didapat dari menulis puisi yang dilahirkan dari rasa, apapun rasa ketika suka, menulislah ia.
Piala yang kecil didapat dari menulis cerita yang dipaksa, lama baru diselesaikan membuat ia tak suka, membuat lelah tapi bisa.
Lelaki tua memandang piala-piala, debu yang menempel dibersihkah denga perca, matanya berkaca-kaca.
Sungailiat, 13 Februari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI