Perpustakaan sekolah benar-benar sepi di tengah pandemi. Sepi dari pengunjung, tapi tidak terhenti aktifitas pengelola.
Pustakawan terus membenah perpustakaan sekolah yang sudah hampir setengah tahun tidak dikunjungi para siswa yang masih belajar dari rumah karena sekolah belum menggelar belajar dengan tatap muka.
Apa yang dilakukan pengelola perpustakasn di tengah pandemi?
Diantara perpustakaan yaitu SMP Negeri 4 Sungailiat. Aktifitas tetap berlangsung, khususnya menghadapi penilaian dalam lomba perpustakaan tingkat provinsi kepulauan Bangka Belitung tahun 2020 yang penilaiannya di jadwalkan pekan depan.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/img-20200818-112124-5f40504a097f3615e0467322.jpg?t=o&v=770)
Perpustakaan yang terakreditasi B oleh Perpusnas RI pada tahun 2019 ini, kini memiliki lebih 3 ribu koleksi buku.Â
Pengelola perpustakaan Pustaka Ilmu Puji terus melakukan pembenahan terhadap perpustakaan diantaranya mendapatkan pembinaan dari pustakawan perpustakaan umum daerah Bangka.
Dukungan dari kepala SMP Negeri 4 memungkinkan pengelola dengan leluasa dapat berkreasi mengembangkan perpustakaan Pustaka Ilmu.
"Selama pandemi ini tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah, tapi ada belasan siswa yang tidak miliki smartphone dan fasilitas internet di layani di sini, " kata ibu Ully, kepala SMP Negeri 4 Sungailiat.
Dukungan pihak sekolah yang peduli kepada siswa yang tidak mampu melaksanakan pendidikan jarak jauh secara daring, menjadi nilai plus bagi perpustakaan sekolah yang ingin bertransformasi bisa saja menjadi perpustakaan sekolah berbasis inklusi sosial.
Fungsi inklusi sosial tidak hanya berbentuk kegiatan kreatif bagi siswa di perpustakaan yang dapat meningkatkan ketrampilan siswa sehingga memiliki nilai tambah namun juga menjalankan fungsi sosial telah membantu orang tua, wali murid dari keluarga kurang mampu.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/img-20200818-100626-5f4050a4097f3679bc60c9d4.jpg?t=o&v=770)
Selama pandemi Covid-19, ketika para siswa belajar dari rumah perpustakaan Pustaka Ilmu masih di datangi siswa yang difasilitasi pihak sekolah dalam mengerjakan tugas dari guru.
Kepedulian sosial sekolah di tengah pandemi telah ditunjukkan pihak SMP Negeri 4 Sungailiat kepada para siswanya yang terkendala dari keterbatasan sarana dalam melaksansanakan pendidikan secara daring.
![img-20200818-100727-5f404f42d541df54e3493044.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/img-20200818-100727-5f404f42d541df54e3493044.jpg?t=o&v=770)
Yusnita mengharapkan dalam lomba perpustakaan tingkat provinsi kepulauan Bangka Belitung tahun 2020 perpustakaan Pustaka Ilmu dapat meraih yang terbaik.
Menghadapi lomba ini Yusnita yang sudah berpindah tugas di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Bangka turut melakukan pembinaan bersama pustakawan lainnya dari perpustakaan umum daerah kabupaten Bangka.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/img-20200818-100558-5f405132097f36180162be16.jpg?t=o&v=770)
Tidak benar bila selama pandemi perpustakaan sekolah mati tanpa ada kegiatan. Kesempatan ketika siswa belajar dari rumah merupakan saat yang tepat para pengelola perpustakaan untuk membenahi perpustakaan.
Karena itu dalam memajukan perpustakaan dibutuhkan pustakawan dan pengelola perpustakaan yang rajin dan inovatif.
![Dokp](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/22/img-20200818-100628-5f404fb5d541df29252dbf62.jpg?t=o&v=770)
Begitu pula yang tidak sedang menghadapi kegiatan, para pengelola dan pustakawan tidak berpangku tangan untuk membenahi perpustakaan.
Ketika kegiatan belajar nengajar kembali dilakukan secara tatap muka di sekolah, para siswa dapat melihat suasana baru di perpustakasn.
Jangan dibiarkan buku dipenuhi debu, tapi buku terus dirawat agar tidak dimakan rayap. Perpustakaan bersih, pemustakapun nyaman berada di perpustakaan.
Salam dari dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori
Â