Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Hujan Menghabisi Pagi

19 November 2019   05:44 Diperbarui: 19 November 2019   05:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan tak henti-henti, telah memenuhi kali-kali, telah memenuhi gorong-gorong, telah memenuhi gang-gang, telah memenuhi jalan-jalan, telah memenuhi langit-langit, telah memenuhi atap-atap, hujan telah memenuhi pagi, hujan belum juga habis. Belum juga gerimis, masih deras hingga dinding tebing terkikis. Berkisah tentang hujan tidak pernah habis. Bukan langit sedang menangis.

Hujan tak henti-henti, menginspirasi pujangga menulis puisi-puisi, mengaliri pantun-pantun, fatwa-fatwa bijak mengisi gurindam-gurindam, mengalun dalam syair lagu-lagu, hingga menempel di dinding batu. Hujan tanpa ragu. Inilah hujan yang sudah lama ditunggu, sesaat saja membelenggu. Tidak hanya membanjiri baris puisi, tapi juga membuat tebing-tebing gundul erosi. Hujan sejak kemarin telah menghabisi pagi.

Sungailiat, 19 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun