Hujan tak henti-henti, telah memenuhi kali-kali, telah memenuhi gorong-gorong, telah memenuhi gang-gang, telah memenuhi jalan-jalan, telah memenuhi langit-langit, telah memenuhi atap-atap, hujan telah memenuhi pagi, hujan belum juga habis. Belum juga gerimis, masih deras hingga dinding tebing terkikis. Berkisah tentang hujan tidak pernah habis. Bukan langit sedang menangis.
Hujan tak henti-henti, menginspirasi pujangga menulis puisi-puisi, mengaliri pantun-pantun, fatwa-fatwa bijak mengisi gurindam-gurindam, mengalun dalam syair lagu-lagu, hingga menempel di dinding batu. Hujan tanpa ragu. Inilah hujan yang sudah lama ditunggu, sesaat saja membelenggu. Tidak hanya membanjiri baris puisi, tapi juga membuat tebing-tebing gundul erosi. Hujan sejak kemarin telah menghabisi pagi.
Sungailiat, 19 November 2019