Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Celestial Movies "Little Big Master", Inspirasi Nilai Pendidikan yang Menyentuh Hati [Review Film]

21 Oktober 2015   06:01 Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:04 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya saja Little Big Master memiliki kekuatan eksplorasi yang luar biasa. Film ini berhasil menggambarkan secara detail dan utuh setiap ke-perih-an kelima murid yang memiliki bermacam masalah didalam keluarganya. Teknik pengambilan gambar, pernik detail yang nyaris sempurna disajikan hingga menohok perasaan. Dalam kisah aslinya perjuangan Hung berhasil didramatisasi dengan baik. Sutradara Andrian Kwan berhasil memindahkan kisah nyata ke dalam frame yang nampak hidup dan asli.

Akting Miriam Yeung yang memerankan Lui wai Hung dan akting kelima murid TK yang polos dan natural mendongkrak film ini. Karakter Hung yang begitu kuat dalam mempertahankan idealisme tergambar pada akting Miriam Yeung . Sepanjang Film ini tak ada adegan emosi yang meluap luap dari Hung. Tak ada kemarahan walaupun dibeberapa adegan Hung di dzolimi. Mungkin inilah karakter asli Hung. Pada titik ini bisa diterima bila memang betul Hung tipe orang yang mengalah dan tidak terpancing emosi. Bahkan diawal cerita, Hung memilih mundur dari Kepala sekolah ketimbang melakukan perlawanan terhadap sikap sekolah yang mengalah dari tekanan orang tua murid.Hung baru benar benar menangis pada akhir film ketika acara perpisahan sekolah sekaligus kelulusan salah satu muridnya, Lo Ka Ka.

Hung yang memiliki seorang suami, Dong (diperankan Louis Koo) seorang pekerja seni di sebuah Museum. Pasangan Hung dan Dong digambarkan pasangan dari keluarga mapan. Keduanya berencana melakukan tur keliling dunia. Artinya uang tak lagi masalah bagi pasangan ini. Bahkan Hung selalu membawa Honda stream kemana ia pergi. Sebuah simbol kekayaan di Hong Kong. Bekas Koloni Inggris ini memang membatasi penggunaan mobil pribadi. Jadi orang yang memiliki mobil pribadi dipastikan orang yang benar benar mapan secara ekonomi.

Hung yang secara ekonomi mapan tentu punya motif lain ketika harus bersusah payah mengambil pekerjaan sebagai kepala sekolah bergaji 4.500 Dolar HK. Disebuah TK yang hanya punya murid 5 orang dan nyaris ditutup oleh Komite Desa bila tak mampu menambah murid pada semester depan. Pada titik inilah nilai film ini dipertanyakan, kisah nyata ini terjadi tahun 2009. Hongkong adalah negara pulau yang punya pendapatan per kapita sangat tinggi. Infrastruktur negara ini juga sudah berkembang sangat baik. Rasanya agak mencengangkan ada sekolah terbengkalai . Tapi hal ini memang bukan hal yang mustahil. Diduga sekolah ini berada diwilayah kumuh di Hongkong. Karena melihat karakter dan asal kelima murid yang bersekolah di TK tersebut. Malah dua orang berasal dari Asia tengah (Pakistan) . Artinya hanya ada 3 orang asli Hongkong yang ketiganya juga tinggal di wilayah kumuh disekitaran desa tersebut.

[caption caption="sumber : www.IMDb.com"]

[/caption]

Lepas dari itu semua, nilai yang ingin dibangun pada film ini patut diacungi jempol. Nilai kemanusian, hubungan antara guru dan murid, idealisme seorang pendidik hingga kepedulian yang kuat dari orang tua murid untuk ikut mempertahankan sekolah. Kekuatan film ini juga terletak pada akting lima orang murid TK yang natural. Dominasi akting pada film ini selain akting Hung juga terlihat pada kelima murid TK yang memiliki masalah yang berbeda beda, berikut kelima murid tersebut:


• Ho Siu Suet (Siu Suet) diperankan oleh Ho Yung –ying Winnie. Gadis kecil ini benar benar tumbuh tanpa sentuhan seorang ibu. Digambarkan Siu Suet adalah gadis tabah yang sangat mandiri. Pekerjaan seorang wanita dewasa , seperti memasak, mencuci dan membereskan rumah dilakukannya dengan hati riang. Kerinduannya pada sosok Ibu begitu kuat. Terlihat pada gambar dan coretan pada dinding rumah. Pada Film ini adegan ketika Siu Suet harus memasak makanan menggunakan sepasang kaleng untuk menyangga tubuh kecilnya agar lebih tinggi. Bunyi kaleng yang begitu mengiris hati penonton. Dengan cekatan ia menyajikan makanan sederhana untuk ayah dan Hung yang datang berkunjung.

• Tam Mei Chu ( Chu Chu) diperankan Keira Wang. Gadis yatim piatu ini nampak nelangsa. Hidup tanpa sentuhan kedua orang tuanya yang tewas karena kecelakaan mobil pada sebuah peristiwa bencana badai. Chu Chu diasuh salah seorang keluarga bernama Bibi Han yang bekerja sebagai buruh cuci piring di sebuah restoran. Bibi Han adalah orang yang reaktif dan memiliki emosi yang tinggi. Sikapnya jauh dari lemah lembut walau sebenarnya hatinya baik. Chu Chu memliki phobia berat terhadap suara guntur yang dianggapnya sebagai monster pemakan manusia. Ia memiliki keyakinan kedua orang tuanya hilang dimakan guntur. Walau begitu Chu Chu adalah anak yang penurut. Akting yang cukup menyita perasaan ketika Chu Chu harus hujan hujanan bersama Hung dan keempat temannya yang lain. saat itu guntur terdengar dan membuat Chu Chu lari ketakutan meninggalkan teman temannya. Hung yang merasa iba langsung melepas mantel hujannya dan sengaja berbasah basah demi membuktikan bahwa guntur tak pernah memakan manusia.

• Lo Ka Ka ( Ka Ka) diperankan Fu Shun-ying. Gadis kecil ini memiliki perasaan yang sangat sensitif. Hidup bersama kedua orang tuanya yang sering bertengkar hebat. Ayahnya mengalami cacat pada salah satu kakinya akibat kecelakaan kerja. Ayahnya adalah orang yang sangat pemarah dan sering berkata kasar. Hidup dari memulung barang yang tak terpakai . Rumah Ka ka juga selalu diganggu pihak pengembang properti yang memaksa ingin membeli rumah tersebut walau sang ayah sudah menolak untuk menjual. Adegan yang paling mengesankan ketika ka ka tidak ingin berangkat sekolah hanya karena takut kedua orang tuanya bertengkar dan saling bunuh. Ka ka mau berkorban agar keduanya tidak bertengkar. Adegan yang juga menguras air mata ketika ka ka dinyatakan lulus dari TK namun ia malah berharap agar ia tak lulus agar sekolahnya tidak ditutup. Dengan tangisannya ia meminta ia tidak diluluskan dari sekolah demi keempat sahabatnya yang lain.

• Kitty dan Jennie Fathima diperankan oleh Zaha Fatima dan Khan Nayab. Dua gadis kembar ini berasal dari keluarga migran yang miskin. Tempat tinggal yang tak layak huni dengan banyak orang yang tinggal membuat keduanya kehilangan ruang bermain. Kemiskinan yang kronis membuat keluarga ini tak mampu membayar bus apalagi membayar taksi. Keduanya sering datang telat karena harus berjalan kaki . Hung akhirnya menawarkan diri untuk mengantar jemput keduanya berangkat dan pulang sekolah. Keduanya adalah gadis yang lucu dan aktif , ayahnya adalah orang yang terlalu sibuk bekerja sehingga kehilangan sensitifitas sebagai ayah dan kurang mendukung pendidikan bagi anak anaknya.

Hambatan dan kendala yang dihadapi Hung dalam mempertahankan sekolah juga luar biasa. Menumbuhkan kepercayaan orang tua murid saja butuh waktu dan usaha yang terbilang berat. Hung harus berkeliling mengunjungi rumah kelima anak didiknya. Pada frame ini , film ini terus menguras kepiluan dengan kenyataan pahit dari setiap murid muridnya. Hung berusaha tegar. Dibalik senyum manisnya sebenarnya Hung ingin menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun