Demikian juga keberadaan kantin sekolah, yang semula ramai pengunjung saat istirahat, terlihat sepi anak-anak enggan ke kantin karena  merasa sudah kenyang.
Seperti yang terjadi dengan Bulik Sari yang sempat mencari pekerjaan karena dagangan pisang yang semula laris oleh pelanggan pemasok kantin, sekarang sepi karena efek kantin juga sepi.
Efek bagi siswa saat di kelas
Antusias anak mungkin berbeda di masing-masing daerah juga di sekolah. Mungkin karena posisi sekolah saya berada di kampung, sehingga MBG menjadi harapan favorit bagi murid-murid saya.
Saat berada di dalam kelas mendekati jam istirahat anak-anak sudah tidak konsentrasi mereka sudah menunggu datangnya mobil MBG. Saat mobil sudah memasuki halaman, anak-anak sudah mulai clinguk an, melihat mobil yang menurunkan box makanan.
 "Bu, perutku sudah lapar", celetuh Zima sambil memegang perutnya.
"Sama bu saya juga sudah lapar", sahut Amel yang mengikuti sikap Zima.
Sikap ini sebelumnya tidak pernah ditunjukkan, mereka tidak sambat saat perutnya terasa lapar, karena mereka akan beli jajan ke abang pentol, namun saat adanya MBG anak-anak suka merengek lapar untuk segera menyudahi jam pelajaran.
Bapak dan Ibu, ada pepatah yang mengatakan lain lubuk lain ikannya, setiap daerah dan tempat mempunyai karakteristik sendiri. Demikian juga dengan adanya MBG, masing-masing daerah tentu mempunyai tanggapan sendiri-sendiri. Seberapa penting pemenuhan gizi bagi anak usia sekolah.
Saya sebagai guru yang ada di kampung menuliskan apa yang saya lihat, saya dengar dan yang saya alami, selebihnya mungkin pembaca akan berspektif lain, disilahkan
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.