Dengan kesendiriannya itu, saya mulai banyak cawe-cawe kebutuhan Ibu, Misalnya iuran BPJS, belanja bulanan dan jika ada keperluan yang mendesak. Saya tahu mungkin jauh dari kata sejahtera namun bagi saya Ibu tidak boleh memikirkan yang berat-berat apalagi terkait kebutuhannya.
Usia yang semakin tua, saya ingin Ibu lebih fokus dalam beribadah, dan memang Ibu lebih rajin beribadah, bahkan sudah tiga tahun ini Ibu mengikuti Thoriqah. Hal ini dilakukan supaya istiqomah dalam menjalankan wirid dan dzikirnya.Â
Saya sendiri sudah mewanti-wanti, jika ada masalah terkait finansial dan kebutuhan apapun yang Ibu merasa kesulitan matur saja, supaya saya bisa membantu. Apalagi sekarang Ibu akan mantu, Adikku laki-laki akan menikah.
Hal ini tentu menjadi beban pikiran ibu di rumah. Apalagi akhir-akhir ini Ibu mengeluhkan sakit lambung, jika berpikir agak berat pasti akan kambuh. Untuk itu peran dan tanggung jawab sudah mulai saya handel, untuk persiapan mantu dan kebutuhannya.
Kembali ke topik awal, memberikan sangu untuk orang tua harus disepakati oleh pasangan, suami ridha apa tidak jika kita memberikan pada mereka. Karena banyak diantara keluarga yang masih saling ngumpet saat akan memberikan sebagian rezeki kepada orang tua, terkadang masih ada istri yang cemburu saat pasangannya memberikan uang kepada ibunya.
Berikut tip memberikan ampau supaya istri tidak cemburu
Satu, pahami kalau Ibu mertua juga Ibu sendiri
Satu hal yang harus dipahami bahwa Ibu mertua juga Ibu kita sendiri. Kebanyakan dari kita terkadang masih punya ego, belum bisa menerima mertua layaknya ibu sendiri. Orang Jawa Bilang : "Gelem Anak e yo kudu gelem wong tuane"(mau dengan anaknya juga mau dengan orang tuanya.
Saat kita menerima keadaan Ibu mertua layaknya Ibu sendiri maka apapun yang diberikan suami pada ibunya kita akan merasa legowo. Toh itu juga ibu kita. Apalagi anjuran agama bahwa Anak laki-laki akan bertanggung jawab terhadap ibunya, maka sudah sepatutnya jika sewaktu-waktu suami memberikan jatah pada ibunya kita ridha dengan hal tersebut.
Hal ini tentu setelah tanggung jawab suami terhadap anak istri terpenuhi, saat suami telah menunaikan nafkahnya maka jangan melupakan Ibu, karena sesungguhnya beliau sebagai jimat kita. Apa yang sedang kita nikmati tak luput dari doa seorang Ibu.
Dua, terbuka dan saling memahami
Walaupun tidak seberapa memberikan pada Ibu, hendaklah dibicarakan terlebih dahulu dengan pasangan. Jangan ada dusta diantara kita. Jangan sampai ngumpet dulu karena khawatir ketahuan.