Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bongkar Pasang Direksi untuk "Bersih-bersih", Apa Kata Erick Thohir?

5 November 2020   09:01 Diperbarui: 5 November 2020   09:14 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir (ayojakarta.com)

Erick Thohir juga mengingatkan foto terakhir Rini Soemarno yang viral di media sosial menjelang Menteri BUMN wanita itu berakhir masa jabatannya sebagai orang nomor satu di BUMN. Foto itu adalah momen Rini Soemarno di dalam pesawat berbarengan dengan sejumlah pejabat BUMN anak buahnya yang akan pergi umrah. 

Salah satu pejabat anak buah Rini Soemarno itu ada Nicke Widyawati, saat itu menjabat sebagai Dirut Pertamina. Jadi, Erick mencontohkan pejabat anak buah Rini Soemarno yang masih dipertahankan sampai pada masa jabatannya sekarang ini sebagai Menteri BUMN.

Sekilas mengenai Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina yang disebut-sebut Erick Thohir tadi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjadi pribadi yang cukup membanggakan Pertamina dan Indonesia umumnya. Karena Nicke Widyawati, wanita kelahiran Tasikmalaya, 25 Desember 1967 (52) itu terpilih menjadi satu-satunya eksekutif wanita Indonesia yang masuk dalam 50 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Fortune.

Posisi teratas Most Powerful Women International itu dipegang oleh Emma Walmsley yang CEO GlaxoSmithKline, perusahaan yang bergerak di bidang farmasi.

Sedangkan Nicke Widyawati berada di nomor 16.

Most Powerful Women International ini adalah eksekutif wanita dari perusahaan-perusahaan berskala global di dunia. Mereka dipilih dari perusahaan-perusahaan antara lain Bank, asuransi, perminyakan, pertambangan, dan sebagainya.

Ke 50 wanita tersebut dinilai Fortune dapat bangkit dari dan bertahan dari keterpurukan perusahaan yang dipimpinnya akibat wabah pandemi Covid-19.

Cukup mengejutkan, pasalnya Pertamina baru saja menimbulkan polemik. Banyak pejabat dan kalangan yang mengkritik perusahaan pelat merah tersebut. Ini dikarenakan pada semester 1 tahun 2020 Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp 11,28 triliun sehingga keluar dari "500".

Padahal pada semester 1 tahun sebelumnya, Pertamina meraih keuntungan sebesar Rp 9,56 triliun.

Menanggapi itu, Erick Thohir mengatakan kerugian Pertamina itu wajar-wajar saja imbas Covid-19. Masih banyak perusahaan migas lainnya di dunia yang bahkan lebih rugi ketimbang Pertamina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun