Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Multitasking, Task-Switching dan Deep Work Vs Produktivitas di Tempat Kerja

7 Desember 2021   20:02 Diperbarui: 8 Desember 2021   10:00 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja multitasking. Sumber: thegreatcoursedaily via grid.id

Sebagai ilustrasi, suatu hari seorang manajer sebuah perusahaan menghadiri sebuah meeting besar dengan jajaran direksi, di tengah meeting dia menerima email dari klien dari ponselnya. Karena merasa aman dia membalas email sambil menghadiri meeting.

Ternyata aktivitas mengirimkan email tersebut harus dia lakukan berkali kali karena ada balasan email dari klien yang harus dia jawab. Namun, tanpa disadari ditengah meeting itu dia tidak menyimak pertanyaan penting yang disampaikan salah satu direktur pada dirinya.

Akibatnya dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari salah satu direktur tersebut, bahkan dia tidak tahu masalah yang ditanyakan karena saat direktur tersebut menjelaskan dan mengajukan pertanyaan, dia tengah fokus membalas email dari klien.

Riset di University of California menemukan bahwa para karyawan memerlukan waktu rata rata dua puluh lima menit untuk bisa kembali fokus kepada pekerjaan utama mereka setelah sebelumnya pekerjaan utama mereka disela/diinterupsi oleh kegiatan menerima telepon atau menjawab email.

Bahkan dalam suatu diskusi tentang multitasking di New York Times pada tahun 2007 dinyatakan bahwa multitasking telah menyebabkan kerugian secara ekonomi di Amerika Serikat ratusan Milyar US Dollar sebagai nilai kerugian hilangnya produktivitas kerja.

Hasil temuan dari Penelitian yang dilakukan oleh Institute of Psychiatry di University of London, menyatakan bahwa, "Pekerja yang terganggu oleh e-mail dan panggilan telepon mengalami penurunan IQ lebih dari dua kali yang ditemukan pada perokok ganja." Psikolog yang memimpin penelitian menyebut informasi ini sebagai ancaman serius bagi produktivitas kerja.

Secara umum dampak negatif multitasking adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan produktivitas

Penelitian yang dilakukan oleh Meyer dalam Journal of Experimental Psychology, menunjukkan bahwa pekerja yang melakukan multitasking justru mengalami penurunan produktivitas sekitar 40%. [1]

2. Menurunkan kecerdasan otak

Informasi yang masuk ke otak secara bersamaan akan membuat otak tidak bisa bekerja secara maksimal. Berdasarkan penelitian bekerja secara multitasking dapat menurunkan kecerdasan otak atau IQ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun