Mohon tunggu...
RUBEN PRIANTO SIBURIAN
RUBEN PRIANTO SIBURIAN Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Universtas Pendidikan Ganesha

Ruben Prianto Siburian Pendidikan Kimia Jurusan Kimia Fakultas Maatematika dan ilmu Pengetahuan Alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyelaraskan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam harmoni untuk hidup seimbang.

23 September 2025   13:45 Diperbarui: 23 September 2025   13:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kama: memenuhi kebutuhan, kesenangan, dan cinta kasih.

  • Moksha: kebebasan spiritual dan kedamaian sejati.

  • Di Bali, keempat tujuan ini sangat terasa dalam keseharian. Contohnya, banyak warga yang bekerja di sektor pariwisata untuk mendapatkan Artha, tapi tetap ikut ngayah di pura atau bergotong royong di banjar sebagai bentuk Dharma. Mereka pun menikmati kebersamaan keluarga di sela-sela kesibukan (Kama), sambil mendekatkan diri pada Tuhan melalui upacara keagamaan (Moksha).

    Kerja: Jalan Aktualisasi Diri dan Pengabdian

    Kerja bukan cuma urusan mencari nafkah, tapi juga bentuk ekspresi diri. Dalam konsep Karma Yoga, kerja idealnya dilakukan dengan tulus tanpa pamrih berlebihan. Kalau niatnya benar, kerja bisa menjadi ibadah.

    Di Bali, hal ini tercermin dalam gotong royong menjelang upacara besar. Saat Galungan atau Kuningan, masyarakat ramai-ramai membuat penjor, menghias pura, dan mempersiapkan banten. Semua dilakukan bersama-sama, bukan karena upah, tapi karena rasa pengabdian. Dari situ muncul kepuasan batin yang nggak bisa diukur dengan materi.

    Tri Hita Karana: Harmoni yang Menyeluruh

    Falsafah Tri Hita Karana jadi kunci dalam menyatukan kesejahteraan dan kebahagiaan. Ada tiga pilar utama:

    • Parahyangan: menjaga hubungan dengan Tuhan. Misalnya, ritual harian seperti sembahyang, membuat banten, hingga perayaan Nyepi sebagai momen introspeksi spiritual.

    • Pawongan: menjaga hubungan baik dengan sesama. Hal ini tampak dalam gotong royong, toleransi antaragama, dan budaya saling membantu di banjar.

    • Palemahan: menjaga harmoni dengan alam. Masyarakat Bali punya aturan adat (awig-awig) yang melarang eksploitasi alam berlebihan. Upacara seperti Tumpek Uduh juga jadi simbol penghormatan pada alam dan tumbuhan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun