Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yoghurt atau Kefir, mana yang lebih baik bagi kesehatan ?

14 September 2025   08:29 Diperbarui: 14 September 2025   08:29 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yoghurt dan kefir merupakan  produk susu fermentasi yang bermanfaat dalam mendukung keshatan dan kebugaran. Photo: culturesforhealth.com

Jika kita  menginginkan kesehatan usus yang optimal, kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan toleransi laktosa yang lebih baik maka kefir merupakan pilihan terbaik. Namun tentu saja  yoghurt tetap merupakan pilihan yang baik utamanya bagi yang lebih  lebih menyukai tekstur yang lebih kental atau rasa yang lebih ringan.

Bagaimana cara membuatnya?

Seperti yang telah diuraikan di atas, kefir dan yoghurt sama-sama dibuat dengan memfermentasi susu, namun proses dan kultur yang digunakan sangat berbeda.

Kefir  dibuat menggunakan biji kefir, yang merupakan campuran simbiosis bakteri dan ragi. Biji kefir ini selanjutnya ditambahkan ke dalam susu segar (sapi, kambing, dan kerbau). Proses fermentasi ini memerlukan waktu sekitar 24 jam pada suhu ruang  (sekitar 20--24C) dalam kontainer yang tertutup. Setelah proses fermentasi selesai, biji kefir yang ada dalam susu dapat disaring  dan digunakan kembali untuk proses pembuatan kefir berikutnya.

Proses pembuatatan yoghurt sebenarnya hampir sama dengan pembuatan kefir namun pembuatan yogurt menggunakan bakteri asam laktat, biasanya Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.

Dalam membuat Yoghur susu terlebh dulu disterilisasi untuk mengeliminasi bakteri yang tidak diinginkan pada suhu  sekitar 40--45C.  Setelah  ditambahkan starter yoghurt disimpan dalam kondisi hangat di inkubator selama 4-8 jam.  Jika yoghurt sudah mengeras, maka  yoghurt dapat dipindahkan ke lemari pendingin sebelum dikonsumsi. Penempatan yoghurt di pendingin ini juga berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan bakteri probitioknya lebih lanjut agar rasanya tidak terlalu asam.

Susu fermentasi tradisional Indonesia

Produk susu fermentasi tentu saja tidak hanya berasal dari luar, namun Indonesia memiliki beberapa produk susu fermentasi tradisional yang unik dan sangat erat hubungannya dengan nilai budaya.  Produk susu fermentasi yang paling terkenal adalah  dadih dan dali ni horbo.

Dadih merupakan produk susu fermentasi tradisional dari Minangkabau.  Dalam proses pembuatannya, susu yang  umumnya digunakan adalah susu kerbau dan menghasilkan yoghurt dengan cita rasa dan tekstur yang sangat khas,  Dadih memiliki  ekstur kental seperti puding, rasa asam alami, disajikan dalam bambu.

Cara pembuatan dadih bebeda dengan cara pembuatan yoghurt yang diuraikan di atas.  Proses pembuatan dadih diawali dengan memasukkan susu kerbau segar ke dalam tabung bambu sepanjang 20 cm. Selanjutnya tabung bambu ditutup dengan daun pisang dan dibiarkan pada suhu ruang (25--30C) selama 24--48 jam.

Proses fementasi dadih ini terjadi secara alami oleh mikroba yang ada di dalam bambu dan lingkungan sekitar sehingga menghasilkan  produk susu fermentasi dengan cita rasa  sangat khas.  Rasa dadih yang dihasilkan juga tergantung pada jenis bambu yang digunakan seperti misalnya bambu Gigantochloa verticillata dan Bambusa vulgaris  yang sering digunakan karena mengandung mikroba alami dan rasa pahit yang menghindarkan semut.

Dali ni Horbo sering disebut juga dengan "keju" Tapanuli ini juga merupakan produk susu fermentasi yang berbahan baku susu kerbau.  Produk yang dihasilkan teksturnya seperti tahu dengan rasa susu yang menonjol dan terkadang terasa  pahit tergantung koagulan yang digunakan.

Proses pembuatan Dali ni Horbo diawali dengan memanaskan susu kerbau sambil diaduk dan ditambahkan sari nanas atau daun pepaya sebagai koagulan alami. Setelah konsistensinya menggumpal, whey (cairan) dibuang dan dali siap diolah. Dali biasa dimasak dengan bumbu seperti kunyit, bawang, cabai, atau daun ketela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun