Mohon tunggu...
Royan Juliazka Chandrajaya
Royan Juliazka Chandrajaya Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pekerja lepas yang sedang berusaha memahami makna hidup.

Saya suka hal-hal yang berbau fiksi. Jika diberi kesempatan, saya akan terus menulisnya. Instagram : @royanjuliazkach Twitter : @royanazka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Soesilo Toer, Pisang Susu, dan Rayap Buku

1 Agustus 2022   19:35 Diperbarui: 2 Agustus 2022   15:48 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Apes, saya lupa membawa dompet. Posisi saya ketika itu persis di dekat bahu jalan dan searah garis lurus dengan tempat si nenek berdiri. Ketika si nenek mendekat, tanpa pikir panjang saya pun bertanya berapa harga dagangannya itu.

"40 ribu, Mas," jawabnya.

Saya memperhatikan dengan seksama, pisang yang ia jual itu adalah pisang susu. Satu sisir ia jual dengan harga 40 ribu. Mahal? Tentu saja bagi saya yang tak tahu seluk beluk harga perpisangan. 

Tapi, karena sudah terjebak keadaan, saya mengeluarkan sedikit kemampuan saya dalam bernegosiasi.

"Wah, saya bawa uang gak nyampe 40 ribu nek, cuma 20 ribu ini di kantong saya," ucap saya sambil memelas.

"Ndak bisa kalau 20 ribu mas, ya sudah nek, ndak jadi kalau begitu," ucap saya. Si nenek tidak menyerah.

"Kalau begitu saya kasih 30 ribu saja Mas," pungkasnya. Karena sudah terjebak keadaan, saya pun membelinya. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan meminjam uang si Vina.

Pisang saya angkut, lampu merah berganti lampu hijau dan perjalanan dilanjutkan. Sesampainya di LKiS, di sana Agus ternyata telah sampai lebih dulu dan menunggu kedatangan kami. Dengan wajah setengah penasaran, ia bertanya untuk apa saya membeli pisang di siang bolong. 

Padahal di antara kami tidak ada yang menyukai pisang. Saya juga bingung. Mungkin saja nanti ada yang membutuhkannya pikirku.

Sepanjang siang hingga sore, waktu kami habiskan dengan segudang percakapan yang cukup fluktuatif. Lalu tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul.

"Mau kemana kita nanti malam?" kebetulan waktu itu adalah akhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun