Mohon tunggu...
Royan Juliazka Chandrajaya
Royan Juliazka Chandrajaya Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pekerja lepas yang sedang berusaha memahami makna hidup.

Saya suka hal-hal yang berbau fiksi. Jika diberi kesempatan, saya akan terus menulisnya. Instagram : @royanjuliazkach Twitter : @royanazka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Soesilo Toer, Pisang Susu, dan Rayap Buku

1 Agustus 2022   19:35 Diperbarui: 2 Agustus 2022   15:48 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Bagi saya Pak Soes adalah pawang bagi misteri-misteri sejarah negeri ini yang masih belum terungkap. Ia banyak mengomentari cerita sejarah versi arus utama. Mulai dari konflik Lekra vs Manikebu, hingga Gestok yang menurutnya banyak mengalami penyelewengan. 

Saya tak dapat menuliskannya di sini. Silakan berkunjung ke Blora untuk mendengar penuturan langsung dari saksi sejarah ini.

Meskipun jalan cerita yang ia bangun sejak awal bersifat acak, tetapi di akhir cerita selalu ia tutup dengan dawuh-dawuh kehidupan yang mampu menyiram rohani.

Ia tak pernah henti-hentinya berpesan bahwa hidup yang dijalani tanpa keberanian tidak akan pernah mencapai kebahagiaan. Salah satu wujud keberanian adalah mengungkap apa yang disembunyikan oleh Negara dari sejarah. Saya bisa jamin bahwa siapapun yang pernah bertemu dengan sosok ini pasti mendapatkan pesan yang sama.

Kehadiran sosok seperti Pak Soes amat kita butuhkan di dunia yang sudah amat gila ini. Ia hadir laksana sebuah oase di tengah-tengah gurun peradaban yang kering. Seluruh wujud idealisme terpatri di dalam tubuh, perbuatan dan ucapannya.

Di saat orang-orang dengan gelar dan ilmu segudang mabuk akan jabatan dan kekuasaan, Pak Soes sibuk menikmati hidup dengan memulung dan beternak. Ia layak disebut sebagai mursyid bagi jiwa-jiwa yang tersesat dan lupa arah kehidupan. Berkunjunglah ke Blora jika hidup mulai terasa tak tentu arah.

Di akhir percakapan, saya meminta izin untuk masuk sebentar ke dalam bilik perpustakaan miliknya. Di lantai dan di bawah lemari banyak buku yang telah rusak dimakan rayap. 

Sisanya telah dibakar karena tak dapat diselamatkan. Saya mengeluh dan sedih ketika mengetahuinya. Apalagi buku-buku itu tergolong buku yang langka. Pak Soes hanya menjawab pelan, dengan suaranya yang lirih,

"Mau bagaimana lagi, tidak ada yang bantu rawat di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun