Mohon tunggu...
Muhamad Rodin
Muhamad Rodin Mohon Tunggu... Aktivis Pulau Seribu / Aktivis HMI / Aktivis GPII / Aktivis Pemuda Nusantara

Aktivis Pulau Seribu / Kader HMI dan Kader GPII, Serta Pejuang Politik. Menulis Adalah Bagian Dari Ikhtiar Perjuangan dan Senjata Perubahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sun Tzu, Sufmi Dasco, dan Guyonan Logo: Antara GEKRAFS dan Kongres PSI yang Digiring ke Jurang Perpecahan

24 Juli 2025   10:58 Diperbarui: 24 Juli 2025   10:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Muhamad Rodin

"Jika pertempuran dimenangkan sebelum dimulai, maka strategi adalah kemenangan yang sunyi." -- Sun Tzu

Dalam politik, tidak semua yang terlihat sepele benar-benar sederhana. Sebaliknya, yang tampak lucu bisa jadi punya makna dalam, atau justru hanya dipelintir agar tampak tajam. Itulah yang sedang terjadi pada bapak Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR-RI sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, ketika ia melempar guyonan santai soal perubahan logo dalam acara GEKRAFS.

Candaan itu, yang sebenarnya dilontarkan dalam suasana non-politik dan penuh kreativitas, tiba-tiba digoreng habis-habisan, dipelintir oleh pihak-pihak yang haus konflik menjadi isu politik tajam. Bahkan guyonan itu digiring ke arah Kongres PSI---seolah-olah Dasco sedang menyindir perubahan logo partai tersebut.

Lebih jauh lagi, ada yang mencoba menciptakan narasi perpecahan antara Dasco, PSI, dan bahkan Presiden Jokowi. Ini bukan lagi soal logo. Ini soal desain adu domba yang sangat kentara.

Guyonan Dasco, Reaksi Panik, dan Strategi Pecah Belah

Jika kita simak secara utuh, tidak ada satu pun frasa dari Bang Dasco yang menyebut nama PSI. Ia hanya menyinggung soal perubahan logo GEKRAFS secara santai. Tapi pihak tertentu---yang mungkin merasa risih dengan realitas internal mereka sendiri---langsung merasa tersindir, dan mencoba membelokkan arah opini publik.

Ini bukan semata soal sensitivitas. Ini soal pihak-pihak yang ingin memainkan strategi pecah belah (divide et impera), dengan menjadikan Dasco sebagai kambing hitam. Narasi yang dibangun bukan lagi soal isi guyonan, tapi soal membenturkan tokoh-tokoh nasional menjelang tahun politik baru.

Sama seperti strategi dalam buku legendaris The Art of War karya Sun Tzu, musuh terbaik adalah musuh yang dihancurkan sebelum bertarung. Dan cara termudah untuk menghancurkan kekuatan adalah membuatnya retak dari dalam.

Mereka yang memainkan narasi ini sadar betul: PSI sedang mencari bentuk konsolidasi baru. Presiden Jokowi masih punya pengaruh kuat. Dan Gerindra tengah menyiapkan pemerintahan ke depan di bawah Prabowo-Gibran. Maka jurus paling keji adalah memancing konflik di antara yang sedang bersatu.

Dasco, Jokowi, dan Narasi Sesat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun