Mohon tunggu...
Rizqina Maya
Rizqina Maya Mohon Tunggu... sekolab

hobi berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cinta yang Kandas di Tengah Jalan

22 Mei 2025   17:25 Diperbarui: 22 Mei 2025   17:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  Cinta adalah anugerah yang tak dapat diprediksi, datang tanpa aba-aba, dan terkadang pergi tanpa peringatan. Dalam hidup, setiap insan pasti pernah merasakan manisnya mencintai dan dicintai. Namun, tidak semua cinta berakhir bahagia. Ada cinta yang tumbuh subur di hati, namun harus layu sebelum sempat berbunga. Kisah cinta yang kandas di tengah jalan adalah salah satu kenyataan pahit yang harus dihadapi, termasuk dalam cerita yang ku alami sendiri.

  Pada saat itu, aku mencintai seseorang yang sangat aku harapkan menjadi bagian dari masa depanku. Hubungan kami terasa hangat dan penuh kasih. Ia pun menunjukkan rasa yang sama, menyayangi dan mencintaiku dengan tulus. Bersamanya, saya merasa bahwa segala rintangan bisa kami hadapi bersama. Namun kenyataan tidak selalu sejalan dengan keinginan. Meski cinta telah tumbuh dengan kokoh, ternyata kami tidak untuk bersama. Sebuah "penghitungan" yang dianggap sebagai penghalang, entah itu perhitungan adat, tradisi, atau kepercayaan, menjadi alasan hubungan kami harus terhenti.

  Kami pun akhirnya mengambil jalan masing-masing. Ia kini telah menemukan belahan jiwa, seseorang yang ia pilih untuk menghabiskan sisa hidup bersamanya. Sedangkan aku, masih berjalan sendiri, menikmati kesendirian bukan sebagai kutukan, tapi sebagai proses pendewasaan diri. Meski perih dan penuh luka, aku belajar bahwa tidak semua cinta harus memiliki akhir bahagia dalam bentuk bersama. Terkadang, cinta hadir untuk mengajarkan arti keikhlasan.

  Dari kisah ini, saya memahami bahwa cinta bukan hanya tentang memiliki, melainkan juga tentang merelakan sejati. Tidak ada yang salah dalam mencintai, tetapi tidak semua cinta ditakdirkan untuk dimiliki. Yang penting adalah bagaimana kita bisa tumbuh dari rasa kehilangan, menjadikan pengalaman pahit sebagai pelajaran, dan tetap membuka hati untuk harapan yang baru.

  Pada akhirnya, cinta yang kandas di tengah jalan bukan akhir dari segalanya. Ia adalah babak dalam perjalanan hidup yang mempersiapkanku untuk mencintai lebih bijak dan menerima lebih adil. Karena cinta, dalam segala bentuknya, tetaplah indah meski terkadang tak bisa dimiliki selamanya, itulah cinta yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun