Sisi tertawa cekikikan mendengar istilah lelaki idaman dari Surya.
"Apalagi itu Bang?" Sisi tak bisa menahan rasa lucu di hatinya.
"Maksudku apa ada cowok yang dekat denganmu saat ini? Sehingga kamu menolakku?"
"Hah? Kapan aku menolak?" Ups! Sisi keceplosan.
"Jadi?" Surya terperangah dan berharap masih ada kesempatan untuknya.
Sisi berdiri dan malu, rasanya ingin lari namun dengan cepat Surya menahan tangannya agar duduk kembali.
"Si, aku tanya serius sekarang. Apa aku diterima atau ditolak?"Â
"Hmmm... apa Ibunya abang beneran bisa menerima Sisi? Apa tok Ismail setuju dengan hal ini?"
"Bukan, sekarang aku mau tau hatimu dulu. Lihat Aku. Kalau bicara matanya entah kemana-mana. Lihat aku sini." Sisi terpaksa menatap mata elang itu.Â
"Kamu menerima aku di hatimu atau tidak? Maukah kamu dengan si bujang lapuk ini?"
"Iya mau."