Dan aku terjebak; dalam dunia, dipertontonkan. Sebab-sebab, akibat, mengapa dia datang menemuiku saat aku ingin kosong? Bagi siapapun yang datang kepadaku saat sepi, maka kesunyianku akan menjadi terang, dan ramai, riuh bagaikan pasar. Suara kesunyianku berubah menjadi suara kebisingan. Keresahanku berubah menjadi insting ketertutupan, kemunafikan. Rasa dalam jiwaku menjadi artifisal, dan terpenjara dalam ruang-ruang hampa tanpa solusi, rancu tak bertepi.Â
Dia datang, bersama bising, dan menemukanku di antara puing-puing; saat fajar kembali, kusempatkan menatap ke langit yang pemurah, berharap langit kembali gelap. Aku bersemayam dan mendengarkan lantunan suara angin. Aku ingin berbicara tentang penolakan hari tua, bersama semesta. Tanpa suara; tanpa kata.
Â