Mohon tunggu...
Mohammad RizalWildan
Mohammad RizalWildan Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)

Hai Perkenalkan nama saya Moh Rizal Wildan Azka, asal saya dari Kebumen, Jawa Tengah, saya seorang mahasiswa di Universitas Gadjah Mada, Hobi saya jualan dan membaca, selain itu saya juga suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Identifikasi Faktor - Faktor yang Mendukung Optimalisasi Layanan Transjogja untuk Mengurangi Kemacetan di Kota Yogyakarta

25 Juni 2025   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2025   02:37 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan transportasi di Kota Yogyakarta merupakan persoalan multidimensional yang tidak dapat disederhanakan hanya pada isu pertumbuhan jumlah penduduk semata. Memang benar bahwa peningkatan populasi dari tahun ke tahun memberikan tekanan terhadap sistem mobilitas perkotaan, namun masalah ini diperparah oleh tingginya ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, yang jumlahnya mendominasi komposisi kendaraan di kota ini. Ketergantungan tersebut tidak hanya memicu kepadatan lalu lintas dan peningkatan emisi gas buang, tetapi juga menunjukkan bahwa transportasi publik belum sepenuhnya diterima sebagai moda pilihan utama oleh masyarakat. Dalam konteks ini, kehadiran Transjogja sebagai moda transportasi publik berbasis Bus Rapid Transit (BRT) sebenarnya memiliki peran strategis dalam mengurangi kemacetan dan menyediakan alternatif mobilitas yang lebih berkelanjutan. Namun demikian, efektivitas layanan ini belum sepenuhnya optimal. Hal ini tercermin dari data historis yang menunjukkan fluktuasi jumlah pengguna, dengan penurunan drastis pada masa pandemi dan lonjakan pasca-pandemi, yang mencerminkan ketergantungan pengguna pada kondisi eksternal dan kualitas pelayanan yang disediakan. Kenaikan jumlah pengguna dalam beberapa tahun terakhir menandakan bahwa potensi Transjogja untuk menjadi moda utama mobilitas masyarakat sangat besar, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara sistematis.

Empat faktor utama yang telah dianalisis dalam penelitian ini saling berkaitan erat dan menjadi penentu utama keberhasilan atau kegagalan optimalisasi layanan Transjogja. Pertama, pertumbuhan jumlah penduduk meningkatkan kebutuhan mobilitas dan menuntut sistem transportasi yang responsif dan adaptif terhadap perubahan jumlah dan sebaran pengguna. Kedua, peningkatan tajam jumlah kendaraan pribadi menjadi indikator kuat adanya preferensi masyarakat terhadap moda transportasi yang fleksibel, meskipun berdampak negatif terhadap lalu lintas dan lingkungan. Ketiga, tren penggunaan Transjogja menunjukkan bahwa masyarakat bersedia beralih ke moda publik apabila layanan yang diberikan mampu memenuhi ekspektasi dari segi aksesibilitas, kenyamanan, dan efisiensi waktu. Keempat, stagnasi jumlah armada selama lima tahun terakhir serta kompleksitas rute yang tidak diimbangi dengan distribusi operasional yang memadai menyebabkan berkurangnya efektivitas layanan, terutama dalam mengatasi waktu tunggu dan kepadatan penumpang pada jam-jam sibuk.

Dari sinergi keempat faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya optimalisasi layanan Transjogja memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan berorientasi pada kebutuhan riil pengguna. Pendekatan ini tidak hanya mencakup aspek teknis operasional, seperti penambahan armada dan perluasan rute, tetapi juga kebijakan makro yang menyasar perubahan perilaku masyarakat dan pengelolaan mobilitas kota secara menyeluruh. Penerapan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi, integrasi sistem transportasi antarmoda, penyediaan informasi layanan yang jelas dan real-time, serta peningkatan kualitas halte dan fasilitas pendukung lainnya menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi optimalisasi tersebut. Lebih lanjut, peran aktif pemerintah daerah sangat krusial dalam membentuk regulasi dan menyediakan insentif yang mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi publik. Di sisi lain, operator layanan Transjogja perlu mengadopsi pendekatan berbasis data dalam merancang rute dan jadwal operasional yang responsif terhadap pola pergerakan masyarakat. Partisipasi masyarakat juga harus didorong melalui edukasi dan kampanye yang menekankan pentingnya pergeseran moda demi menciptakan sistem transportasi kota yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Adi, K., & Widyastuti, H. (2020). Analisis Kinerja Operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jogja Trayek 8. 9(2).

Amara, F., & Navitas, P. (2024). Studi Preferensi Pelayanan Jalur Pejalan Kaki dan Halte untuk Menunjang Suroboyo Bus. 13(3), 193--198.

Astuti, S., Manalu, R., Simamora, E., Ulina, E., & Hombing, B. (2024). SIMPANG EMPAT UNIMED MMTC MEDAN ANALYSIS OF FACTORS CAUSED BY TRAFFIC CONSTRUCTION AT THE. l, 3421--3429.

Dawaman, M. (2023). OPTIMALISASI PELAYANAN HALTE TRANSJAKARTA (STUDI KASUS KORIDOR 6U HALTE PASAR MINGGU -- BLOK M.

Fajrin, A., & Rudy, P. (2023). Evaluasi Kinerja Keterpaduan Layanan Bus Angkutan Umum Massal antar Operator Menurut Presepsi Pengguna (Studi Kasus Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo). 12(2).

Fathoni, S., Martha, D., Handayeni, E., Perencanaan, D., Teknologi, I., & Nopember, S. (2022). Pola Spasial Tingkat Aksesibilitas Suroboyo Bus dengan Metode PTAL ( Public Transport Accessibility Levels ) di Kota Surabaya. 11(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun