Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menemukan Keindahan Hidup dengan Menikmati, Menjalani, dan Mensyukuri

11 Agustus 2025   14:30 Diperbarui: 11 Agustus 2025   14:30 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Harian (sumber: @rimut.id)

Hidup sering kali hadir dengan warna-warninya sendiri. Ada bahagia, ada sedih, ada tenang, dan ada gelisah. Namun, sesungguhnya keindahan hidup tidak hanya terletak pada momen-momen indah, melainkan juga pada kemampuan kita untuk menikmatinya apa adanya, menjalani setiap prosesnya, dan mensyukuri segala yang telah terjadi.

Menikmati hidup berarti hadir penuh pada momen sekarang. Tidak terjebak pada penyesalan masa lalu ataupun cemas berlebihan tentang masa depan. Saat kita benar-benar hadir, kita dapat merasakan hangatnya sinar matahari pagi, aroma kopi yang baru diseduh, atau senyum tulus seseorang di sekitar kita. Hal-hal sederhana inilah yang sering kali terlewat ketika pikiran kita terlalu sibuk.

Menjalani hidup memerlukan keberanian. Bukan hanya untuk menerima yang mudah, tetapi juga untuk menghadapi yang sulit. Proses ini ibarat mendaki gunung; ada tanjakan yang melelahkan, tetapi di setiap langkah ada pelajaran yang membuat kita lebih kuat. Menjalani hidup berarti tetap melangkah walau badai menghadang, karena kita tahu perjalanan ini membentuk diri kita menjadi lebih bijak.

Bersyukur adalah kunci dari ketenangan batin. Saat kita mulai menghitung nikmat, rasa resah perlahan mereda. Bersyukur membuat kita sadar bahwa meski ada kekurangan, masih banyak kelebihan yang kita miliki. Dengan bersyukur, kita tidak lagi membandingkan diri dengan orang lain, tetapi lebih fokus pada hal-hal yang telah Tuhan percayakan kepada kita.

Ketika kita berusaha untuk tenang di tengah segala keributan hidup, itu bukan berarti kita menyerah. Justru, kita sedang melatih hati untuk percaya bahwa semua sudah ada dalam kendali Sang Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat kita tidak terbebani oleh hal-hal di luar kemampuan kita.

Kalimat "semua sudah dituliskan" bukanlah alasan untuk pasrah tanpa usaha, melainkan pengingat bahwa hasil akhir sudah ditentukan oleh Tuhan, dan tugas kita adalah berikhtiar sebaik mungkin. Prosesnya tetap penting, namun kita tidak perlu memikul beban berlebihan karena ada Dzat yang Maha Mengatur.

Keindahan hidup akan semakin terasa ketika kita belajar memandang segala peristiwa sebagai bagian dari rencana besar. Bahkan kegagalan pun bisa menjadi pintu menuju keberhasilan yang lebih besar. Perspektif ini hanya akan hadir jika hati kita terbuka dan mau melihat dari sisi positif.

Banyak orang mencari ketenangan di luar dirinya, pada harta, status, atau pengakuan. Padahal, ketenangan sejati ada di dalam hati yang yakin dan berserah. Hati yang seperti ini mampu tersenyum bahkan saat badai datang, karena tahu bahwa semua ini hanya sementara dan pasti ada hikmahnya.

Kombinasi antara menikmati, menjalani, dan mensyukuri membuat hidup terasa lebih ringan. Kita tidak lagi terburu-buru mengejar sesuatu atau terjebak dalam kesedihan yang berlarut. Sebaliknya, kita menjalani hidup dengan langkah yang mantap, pikiran yang tenang, dan hati yang penuh rasa terima kasih.

Pada akhirnya, hidup adalah anugerah yang harus kita hargai sepenuhnya. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk merasakan indahnya ciptaan Tuhan. Dengan tetap berjuang untuk tenang dan percaya bahwa segala sesuatu sudah tertulis oleh Sang Maha Kuasa, kita akan menemukan kedamaian yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun