Mohon tunggu...
Rinrin Novi Ristianti
Rinrin Novi Ristianti Mohon Tunggu... Aku adalah aku

Pencinta ketinggian, pengagum senja, pencandu literasi penikmat secangkir kopi🏞️🌇📖☕

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teruntuk Delapan Belas Mei Sembilan Delapan

28 Maret 2025   03:41 Diperbarui: 28 Maret 2025   03:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yang patah tumbuh, yang hilang beraganti"

Sepenggal lirik lagu Banda Niera yang mungkin jadi salah satu penyemangatku, ketika aku terpuruk. 

Tepat dua tahun lalu aku merasakan sedih yang amat mendalam, aku pikir aku tak akan bisa bangkit kembali. Aku pikir duniaku akan hancur. Namun nyatanya tidak demikian, walaupun banyak hal yang berjalan tak sesuai keinginanku tapi aku tetap kuat. Awalnya aku mengira, kamu akan jadi tokoh paling jahat dalam kisah hidupku. Tapi dengan beriringan waktu dan aku semakin tumbuh, kamu salah satu manusia paling aku syukuri pernah hidup dalam hari-hariku. Karenamu aku banyak belajar

Belajar mengenai mengiklaskan, belajar bagaimana membahagiakan diri sendiri, belajar mengenai mengharagai diri sendiri dan paling utama aku belajar mengenai bahwa jangan pernah berharap pada manusia. Aku selalu bilang " Berharap pada manusia adalah seni patah hati paling di sengaja". Tapi aku tak pernah menjalankan hal itu, karena aku selalu menginkan apa yang aku inginkan bagaimanapun caranya. 

Dua tahun lalu aku terlalu egois, namun saat ini dengan bertambahnya usianya aku semakin paham bahwa tak semua harus berjalan sesuai rencana. Bahwa semua tak semua yang kita mau harus kita miliki. Walaupun pada nyatanya aku masih sering memaki dan marah ketika semua yang aku inginkan tak terwujud. Tapi tak sesering saat bersamamu dulu, aku yang sering marah tak jelas.

Kini aku tal takut apalagi, karena aku telah kehilangan banyak hal. kau kehilangan kamu salah satunya dan aku tealh ikhlas. Aku tak pernah takut untuk di tinggalkan lagi, karena kehilangan terbesarku selain kepergian ibu dan nenekku adalah kamu. Aku tak takut sendirian. Karena mu aku berani pergi menyebrang pulau sendrian. karena mu aku bisa melakukan banyak hal baru. Karena mu aku bisa tau sebesar apa potensiku.

Mungkin jika dua tahun lalu kamu tak pergi meninggalkanku, aku tak akan jadi sekuat ini. Maka dari itu aku berterimakasih. Aku tak menyangka kamu tetap jadi inspirasiku untuk menulis. Ada ruang khusus untukmu di hati ku. mari kita usahakan tumbuh dan berkembang di tempat berbeda dengan pasangan masing-masing. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun