Fenomena lingkungan juga menjadi sumber kegelisahan yang signifikan. Generasi Z adalah generasi yang paling sadar akan isu-isu lingkungan dan perubahan iklim.Â
Mereka menyaksikan secara langsung dampak kerusakan lingkungan, mulai dari polusi udara di kota-kota besar, banjir yang semakin sering terjadi, hingga berbagai bencana alam yang semakin intens.Â
Ketika mereka melihat respons pemerintah terhadap isu-isu lingkungan yang dianggap tidak memadai, hal ini memperkuat perasaan bahwa masa depan Indonesia tidak terjamin.
2. Media Sosial sebagai Arena Resistensi Simbolik
Fenomena #KaburAjaDulu tidak dapat dipisahkan dari peran media sosial sebagai ruang ekspresi generasi Z. Platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok menjadi arena di mana mereka dapat mengekspresikan kegelisahan, frustrasi, dan keinginan untuk mencari alternatif di luar Indonesia.Â
Media sosial bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai ruang politik di mana identitas kolektif dibentuk dan resistensi simbolik dilakukan.
Dalam konteks teori resistensi simbolik, tagar #KaburAjaDulu dapat dipahami sebagai bentuk protes halus terhadap kondisi struktural yang ada.Â
Berbeda dengan bentuk resistensi yang lebih eksplisit seperti demonstrasi atau aksi protes, resistensi simbolik melalui media sosial memiliki karakteristik yang lebih subtil namun tidak kalah kuat dampaknya.Â
Tagar tersebut menjadi simbol kolektif yang menghubungkan individu-individu yang merasakan kegelisahan serupa, menciptakan solidaritas virtual yang melampaui batas-batas geografis dan sosial.
Penggunaan bahasa dalam tagar #KaburAjaDulu juga mencerminkan karakteristik generasi Z yang cenderung menggunakan bahasa yang lebih kasual dan ironis. Kata "kabur" yang secara literal berarti melarikan diri, digunakan sebagai metafora untuk keinginan meninggalkan Indonesia dan mencari peluang di negara lain. Sementara itu, "aja dulu" menunjukkan sifat pragmatis dan tidak definitif dari keinginan tersebut.Â
Penggunaan bahasa ini mencerminkan ambivalensi generasi Z terhadap Indonesia – di satu sisi mereka kecewa, namun di sisi lain mereka masih memiliki harapan bahwa kondisi bisa berubah.