Mohon tunggu...
Rista Febriana
Rista Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa Sosiologi S1

Saya seorang mahasiswa aktif sosiologi yang memiliki hobi membaca dan menyukai dunia masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Kegelisahan Gen Z sebagai Ekspresi Resistensi Simbolik

7 Juli 2025   17:19 Diperbarui: 22 Juli 2025   13:05 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Indonesia Gelap. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 

1. Genealogi Kegelisahan: Konteks Sosial-Ekonomi Gen Z

Untuk memahami fenomena #KaburAjaDulu, penting untuk menelusuri akar kegelisahan yang dialami generasi Z Indonesia. 

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mengalami masa pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, generasi Z menghadapi realitas yang lebih kompleks dan penuh ketidakpastian. 

Mereka tumbuh dalam era di mana janji-janji pembangunan ekonomi tidak selalu terwujud dalam bentuk kesejahteraan yang merata.

Dari sisi ekonomi, generasi Z menghadapi paradoks yang unik. Di satu sisi, mereka adalah generasi yang paling terdidik dan memiliki akses terhadap teknologi yang luas. Di sisi lain, mereka menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi, khususnya pengangguran terdidik. 

Data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan universitas masih cukup tinggi, sementara kualitas pekerjaan yang tersedia tidak selalu sesuai dengan ekspektasi dan kualifikasi mereka. Fenomena ini menciptakan frustrasi yang mendalam, terutama ketika mereka melihat peluang yang lebih baik di negara lain.

Selain itu, generasi Z juga menghadapi tekanan ekonomi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Biaya hidup yang terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan yang memadai. 

Mereka menyaksikan bagaimana harga properti, pendidikan, dan kebutuhan pokok meningkat drastis, sementara gaji entry-level relatif stagnan. Kondisi ini menciptakan perasaan bahwa mobilitas sosial menjadi semakin sulit dicapai, berbeda dengan generasi orang tua mereka yang mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang lebih optimis.

Aspek politik juga memainkan peran penting dalam membentuk kegelisahan generasi Z. Mereka tumbuh dalam era di mana akses terhadap informasi sangat terbuka, sehingga mereka lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah dan praktik-praktik korupsi. 

Berbagai skandal korupsi, ketidakadilan hukum, dan kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat menjadi sumber frustrasi yang mendalam. 

Generasi Z tidak hanya mengonsumsi berita dari media mainstream, tetapi juga aktif mencari informasi alternatif melalui media sosial dan platform digital lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun