Mohon tunggu...
Risscoklat
Risscoklat Mohon Tunggu... Petani - Perempuan.

Menulis adalah cara saya mengingatkan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Memutus Ikatan Nasib

19 Maret 2018   18:18 Diperbarui: 20 Maret 2018   13:03 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

"Ta, gue udah dapat kenaikan gaji. Besok udah bisa masuk office. Syukur deh Ta, bener kata lo. Syukur bikin gue mujur."

Aku diam.

"Ta lo masih di sana? Oh my Tata, gimana nasib kerjaan lo?

"Gue resign Na."

"Lo kenapa?"

Suaranya sedikit bergetar. Ponsel digenggamanku terasa makin dingin. Napasku tertahan, ikatan kami terputus. Aku tidak membenci takdir ini. Terkadang aku hanya membenci diri sendiri. Ia telah beranjak lebih baik, dan Tata nya mundur teratur.

"Lo nggak cerita ke gue, Ta. Kenapa? Kerjaan lo gimana?"

Karena aku tidak pernah sanggup. Merelakan ia terikat dengan kesedihan milikku sedang ia mati-matian berjuang menata diri. Atau mungkin aku sendiri yang merasa terikat.

Selamat bersemangat, Nuna.

Risscoklat

D, 190318

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun