Mohon tunggu...
Maria Weni
Maria Weni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hidup itu seperti puzzle...atau episode dalam naskah drama. Tuhan dalangnya, manusia wayangnya..\r\nwww.risdyaweni.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Anak yang Bangga kepada Orang Tuanya

15 Maret 2013   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:44 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak, tahu cerita pertengkaran kami dari ceritaku. Tetapi Bapak tidak menyinggung dan menanyakan sedikitpun masalah itu pada Luci. Meskipun kami berdua tidak saling menyapa atau berkomunikasi lagi.

Suatu saat, hari itu adalah ulang tahunku. Luci sms ke Bapak, "Pak, aku ngucapin selamat ulang tahun ke Mbak, atau nggak ya?"

Bapak menjawab, "Terserah kamu De, kamu kan sudah besar, sudah bisa memilih yang baik dan yang tidak. kalau mau mengucapkan ya bagus, kalau tidak ya ga apa-apa."

Menurut saya, jarang ada orang tua yang seperti itu, karena anak kalau sudah besar merasa udah benar dan males mendengar omelan, apalagi kalau dilarang, pasti akan dilakukan.

Siang itu, "Mbak, selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur dan tercapai cita-citanya, Tuhan memberkati". Semenjak itu kami berdamai, tidak perlu membahas yang lalu. Kami sudah rukun kembali. Adik saya berproses menjadi dewasa.

Rawat Orang Tua dengan Tulus, bahagiakan dengan cara yang kamu bisa berikan

Ini bukan perkataan dari Mama dan Bapak buat anak-anaknya. Tetapi kami melihat dari sosok mereka, ketika ada waktu yang memungkinkan berusaha ke Malang merawat Kakek kami berumur 98 tahun, juga perhatian kepada Nenek dari Mama di Lumajang.

"Bapak itu, apa yang dipunya buat nyenengin Mbah itu pasti diusahakan. Ngecat rumah, sampe dibawain tukang ke Malang". Karena kondisi Kakek/Mbah Kung udah cukup tua, kesulitan untuk bangun dari tempat tidur. Hanya saja kondisi Bapak yang sulit melihat jelas, membuat Beliau tidak bisa menemani Ayahnya. saya tahu menjadi kesedihan tersendiri bagi beliau.

waktu itu, kondisi penglihatan Bapak masih baik, untuk ke Lumajang, menemui Nenek dari pihak Mama. Berhubung di desa sangat susah menangkap siaran televisi yang bagus, Bapak membelikan Parabola. Kondisi rumah dengan gorden yang tidak terawat, dibelikan, dijahitkan malam itu agar panjang gordennya pas. Sehingga rumah lebih nyaman.

Itulah cara mengisi hari-hari mereka ketika anak-anak sudah besar dan merantau. Bagi Luci dan saya yang mendengar ceritanya, mereka, Bapak dan Mama sangat penting untuk kami jaga dan bahagiakan, meskipun mereka tidak mengatakan dan tidak meminta ataupun mengharapkan itu semua dari kami.

Buah dari kebaikan: banyak juga kebaikan untuk mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun