Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Cerita Anak yang Bangga kepada Orang Tuanya

15 Maret 2013   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:44 251 1
Memang sudah lama kami tidak bertemu, tetapi yang saya kenal Luci adik saya adalah anak manja dengan segudang permintaan yang harus segera dipenuhi. hatinya baik dan selalu ingin membahagiakan orang lain, tetapi sifat tidak sabar, pemarah dan tidak bisa menjaga omongan seringkali membuat saya kesal dan malas bertemu gadis berambut panjang ini.

Namun, siang ini, dari pesan singkat di media komunikasi, dia cukup sabar dan ramah. Sosok yang berbeda yang saya lihat dari mahasiswi semester 6 ini, semua berbalik, sifat buruknya tidak nampak, meskipun kepeduliannya terhadap penampilan masih tidak berubah, tetapi tidak mengganggu.

Akhirnya, setengah hari pertemuan, anak bungsu ini bercerita tentang kekagumannya pada Mama juga Bapak. Kekaguman bukan dari pesan-pesan yang disampaikan dengan berbicara, tetapi dengan perbuatan yang dilakukan dan menjadi kekaguman tersendiri dari sang anak.

Kalau nanti kamu jadi orang tua harus mewujudkan mimpi anaknya

"Ma, buat ngambil specialist, biaya masuknya Rp 60juta, trus spp tiap semester Rp 9juta. Gimana Ma?", sebuah sms dari kakak Luci, kuliah di kedokteran dan sebentar lagi lulus.

"Udah, daftar aja Mas, ga pa-pa. yang penting kamu mau jalanin dan emang niat", jawab Mama singkat.

Luci kaget saat itu, menyadari kedua orang tuanya hanyalah guru sekolah di sebuah kota kecil. bagaimana bisa memenuhi kebutuhan biaya itu. "Ma, yang bener, dari mana uangnya?"

"De, kalau kamu suatu saat jadi orang tua, kamu harus mengatakan itu. Percaya saja pasti ada jalan nanti. Itu tugas orang tua".

Dengan wajah kagum dan bangga, Mama sosok yang menjadi contoh buat dirinya.

Menolong orang jangan setengah setengah

Luci melihat beras sekarung di rumah. Hari ini masih menikmati liburan panjang semesteran. Beras itu bagus, lebih bagus dari beras yang ada untuk makanan sehari-hari di rumah.

"Ma, buat sapa itu?"

"Buat dikirim ke Jumpong, dek. Kasih ke Mbah-mbah di sana lho"

"ya elah Ma, ngapain ngasih yang bagus, biasa ajalah."

"Ngasih orang itu jangan setengah-setengah, ngasih yang terbaik."

Jaga dan Kasihi Orang Tua

Bapak terkena penyakit gula yang sudah merusak syaraf matanya. Sulit untuk melihat dan Luci sangat sedih melihat keadaan Bapak. Orang tua kalau sudah sakit dan anaknya jauh dari Beliau, pasti akan sensitif. Kakak di malang tidak pulang-pulang juga, dengan alasan banyak tugas, dll. salah satu penyebab sebenarnya karena ada pacar di Malang dan tidak tahu bahwa dirinya sangat diharapkan utntuk pulang.

"De, kamu sms atau nelpon Mas, suruh pulang, kasihan bapak sangat mengharapkan mas pulang, harus liat juga keadaan Bapaknya."

"Ma, Mas itu ga tau kalau dia penting buat pulang. Mama harusnya negur dia."

Setelah sekembali Luci ke bogor, Mas akhirnya pulang juga saat libur. tentunya sangat menyenangkan untuk Bapak. tapi Luci yakin, Mama tidak marah atau memaksa, hanya sebuah sms "Mas, Bapak pengen kamu pulang". Setelah sekian tahun Mas tidak pulang, baru sekali itu sms untuk meminta anaknya pulang.

Belajar Dewasa

Sudah 6 bulan saya tidak menyapa dan berkomunikasi dengan Luci. kami bertengkar hebat, kata-kata kasar keluar dari Luci dan itu menyakiti hati saya. Kita putus hubungan komunikasi, ceritanya.

Bapak, tahu cerita pertengkaran kami dari ceritaku. Tetapi Bapak tidak menyinggung dan menanyakan sedikitpun masalah itu pada Luci. Meskipun kami berdua tidak saling menyapa atau berkomunikasi lagi.

Suatu saat, hari itu adalah ulang tahunku. Luci sms ke Bapak, "Pak, aku ngucapin selamat ulang tahun ke Mbak, atau nggak ya?"

Bapak menjawab, "Terserah kamu De, kamu kan sudah besar, sudah bisa memilih yang baik dan yang tidak. kalau mau mengucapkan ya bagus, kalau tidak ya ga apa-apa."

Menurut saya, jarang ada orang tua yang seperti itu, karena anak kalau sudah besar merasa udah benar dan males mendengar omelan, apalagi kalau dilarang, pasti akan dilakukan.

Siang itu, "Mbak, selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur dan tercapai cita-citanya, Tuhan memberkati". Semenjak itu kami berdamai, tidak perlu membahas yang lalu. Kami sudah rukun kembali. Adik saya berproses menjadi dewasa.

Rawat Orang Tua dengan Tulus, bahagiakan dengan cara yang kamu bisa berikan

Ini bukan perkataan dari Mama dan Bapak buat anak-anaknya. Tetapi kami melihat dari sosok mereka, ketika ada waktu yang memungkinkan berusaha ke Malang merawat Kakek kami berumur 98 tahun, juga perhatian kepada Nenek dari Mama di Lumajang.

"Bapak itu, apa yang dipunya buat nyenengin Mbah itu pasti diusahakan. Ngecat rumah, sampe dibawain tukang ke Malang". Karena kondisi Kakek/Mbah Kung udah cukup tua, kesulitan untuk bangun dari tempat tidur. Hanya saja kondisi Bapak yang sulit melihat jelas, membuat Beliau tidak bisa menemani Ayahnya. saya tahu menjadi kesedihan tersendiri bagi beliau.

waktu itu, kondisi penglihatan Bapak masih baik, untuk ke Lumajang, menemui Nenek dari pihak Mama. Berhubung di desa sangat susah menangkap siaran televisi yang bagus, Bapak membelikan Parabola. Kondisi rumah dengan gorden yang tidak terawat, dibelikan, dijahitkan malam itu agar panjang gordennya pas. Sehingga rumah lebih nyaman.

Itulah cara mengisi hari-hari mereka ketika anak-anak sudah besar dan merantau. Bagi Luci dan saya yang mendengar ceritanya, mereka, Bapak dan Mama sangat penting untuk kami jaga dan bahagiakan, meskipun mereka tidak mengatakan dan tidak meminta ataupun mengharapkan itu semua dari kami.

Buah dari kebaikan: banyak juga kebaikan untuk mereka

Saat ini Bapak dapat dispensasi meskipun belum waktunya untuk pensiun karena kondisi kesehatan dan sudah sulit untuk bekerja. Terbayang, sepi dan bagaimana mendapatkan hiburan di rumah sendirian, tanpa bisa melihat?

Syukurlah, seringkali saya menelpon ke rumah, di sana sering ada teman-teman Bapak yang datang. Bahkan beberapa kali seminggu dijemput untuk ke sekolahan, tidak bisa bekerja, tapi paling tidak beliau tidak kesepian dan bisa senang dengan teman-teman.

Apa yang mereka tanam, kebaikan-kebaikan, pertemanan dan persaudaraan itu tidak akan hilang. banyak orang di sekitar mereka yang akan membantu.

Karena mereka, kami jadi berproses dewasa. Mereka menjadi inspirasi buat Luci, juga saya. Bukan dengan menasehati dengan omongan, tetapi dengan tindakan cukup membekas dan tidak akan pernah kami lupakan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun