menjatuhkan kata, semudah menudingkan telunjuk. pongah mengutuk, melulu mendongak tak pernah merunduk.
lidah tajam yang menghunjamkan hinaan, di atas awan, merasa tak ada tandingan. bentuk utuh narsisme, pada jasad hati yang menuju kebekuan.
tuntutan pengakuan hanya melahirkan pengaburan. awal dari jalan menuju kebutaan, dan ujungnya adalah sempurnanya sebuah kegelapan.
bukankah bijak jika hati menunduk? lalu menebarkan terang  dengan budi bertumpuk?
Jakarta, 13 Januari 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!