Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kerendahan Hati

13 Januari 2019   00:01 Diperbarui: 13 Januari 2019   00:02 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://iskconnews.org/

menjatuhkan kata, semudah menudingkan telunjuk. pongah mengutuk, melulu mendongak tak pernah merunduk.

lidah tajam yang menghunjamkan hinaan, di atas awan, merasa tak ada tandingan. bentuk utuh narsisme, pada jasad hati yang menuju kebekuan.

tuntutan pengakuan hanya melahirkan pengaburan. awal dari jalan menuju kebutaan, dan ujungnya adalah sempurnanya sebuah kegelapan.

bukankah bijak jika hati menunduk? lalu menebarkan terang  dengan budi bertumpuk?

Jakarta, 13 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun