Meski tak semua orang bisa bersuka cita dengan penuh selama lebaran, paling tidak orang berusaha untuk sedikit "berbeda" selama lebaran. Dan konsekuensinya tentu harus ada biaya ekstra yang harus dikeluarkan.
Meski tak berbaju baru, mungkin berlebaran menyediakan makanan yang sedikit berbeda atau spesial, dan itu juga berarti pengeluaran ekstra. Intinya, lebaran sebagai momen spesial selalu berusaha dirayakan dengan apapun caranya-sederhana atau mewah.
Lebaran menjadi saat yang penuh kebahagiaan, kebersamaan, dan tradisi yang menghubungkan keluarga serta teman-teman. Setelah usai semuanya, ada satu hal yang sering kali awalnya diabaikan atau bahkan terlupakan mengontrolnya, keuangan pribadi.
Momen spesial yang penuh kemeriahan, berkonsekuensi akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli pakaian baru, hadiah, atau biaya perjalanan pulang kampung. Momen setahun sekali tak boleh dilewatkan, begitu banyak orang beralasan.
Tapi setelah semua itu berakhir, pertanyaannya menjadi, "Apakah keuangan kita masih dalam keadaan seimbang atau justru terkuras habis?"
Ada kala kita memanfaatkan tips dari para pakar keuangan, tapi tetap saja bisa bobol, karena kontrol keuangan sepenuhnya ada pada kita. Meski tidak harus pelit dan perhitungan, setidaknya kita tetap harus "waras" bertindak dalam mengelola keuangan. Itulah mengapa memahami kebutuhan dan keinginan, mungkin bisa membantu sikap jor-joran kita mengeluarkan uang selama masa ramadan dan lebaran.
Logikanya ramadan dan lebaran memang spesial, tapi tidak boleh juga membuat kita merana nantinya.
Memangnya Seberapa Banyak Pengeluaran Selama Lebaran?
Ibarat orang "pesta" demi kemeriahan harus ada harga yang harus dibayar. Lebaran memang tidak hanya soal makan ketupat atau berkumpul dengan sanak saudara. Ada banyak biaya yang terlibat, mulai dari membeli pakaian baru, hadiah lebaran untuk keluarga dan teman, hingga biaya perjalanan untuk mudik atau berkunjung ke sanak saudara.
Tak jarang, banyak orang yang terjebak dalam euforia belanja dengan alasan "sekali setahun" dan akhirnya lupa diri dengan menghabiskan uang lebih dari yang direncanakan. Ini sesuatu yang jamak terjadi pada setiap orang atau keluarga.
Apalagi menurut survei, pengeluaran untuk Lebaran biasanya meningkat 2-3 kali lipat dibandingkan dengan bulan biasa. Ini mencakup segala sesuatu dari kebutuhan pokok seperti bahan makanan, hingga hiburan dan kebutuhan lainnya.
Bahkan, banyak orang yang mengandalkan dana cadangan atau utang untuk memenuhi kebutuhan selama Lebaran. Tentu saja, hal ini bisa berisiko jika tidak ada perencanaan keuangan yang matang.
Jika di hari biasa hanya menyediakan menu nasi biasa, selama lebaran menyuguhkan lontong lengkap dengan menu tambahannya. Biasanya tidak menyediakan minuman spesial, selama lebaran membuat es buah, panganan khas lebaran.
Jika semua sudah usai, saatnya kita mengevaluasi---menghitung ulang, bermatematika dengan catatan keuangan kita.