Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesal

8 Mei 2021   13:16 Diperbarui: 8 Mei 2021   13:21 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lari. Tadi Embak panggil malah makin cepet larinya."

"Yaiyalah lari, Mbak bikin dia takut, sih."

Diana sadar, teriakannya tadi memang sudah membuatnya ketakutan dan memilih lari. Seharusnya tidak begitu caranya ingin tahu, bukan?

"Itu bukan anak pemulung, dia anak miskin. Kasihan dia, Mbak."

Diana memiringkan wajahnya. Adiknya ternyata lebih tahu tentang anak tadi. Kernyit pun muncul. Belum sempat bertanya, Vemy menjelaskan kemudian.

Diana tak menyangka, Vemy dan geng ceriwisnya sudah lebih dulu punya misi membantu anak itu, yang diketahui bernama Santi.

***

"Vemy! Diana! Apa kalian lihat kucing di dapur?" Mama tergopoh-gopoh ke ruang tengah.

"Kucing?" Serempak Diana, Vemy, dan Ayah menanggapi ucapan Mama.

"Sejak kapa nada kucing masuk rumah kita? Kan Mama alergi sama hewan berbulu?" ucap Diana.

"Kadang kucing kampung punya Bu Dedi sering nyolong ikan di rumah kita. Itu makanya Mama selalu minta kalian nggak lupa nutup pintu dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun