Memulai hubungan yang baru setelah terluka begitu parah menjadi hal yang tak lagi ingin ku ulang, jadi ku harap nanti tidak lagi kurasa sakit itu.
Selalu ada akhir waktu bagi setiap insan.
Berjudi seperti menjatuhkan diri ke kubangan yang sama, berdiri dan tersambar kemudian terjatuh kembali ke tempat yang sama.
Penyesalan masa lalu yang masih menempel dalam anganya. Saat inilah meratap teringat semakin menyayat. Merintih pedih semakin terurai masalah baru ada
Puisi Malam ke 15 Ramadhan Membawa sesal dalam hati para hamba Ingat waktu tidak akan kembali
Penyesalan seseorang terhadap perbuatan dosa telah dilakukan di masa mudanya sehingga dia bertaubat dan memohon ampunan Tuhannya
Aku hanya ingun mengatakan, maafkan akuMungkin kau membacan
Serentetan rasa sesalTerus menembaki relung hatiHingga buat jiwaku lunglai
Di malam sunyi, ayah merenung, Sesal terpahat dalam bisikan hati yang terdalam.
Rasa yang dimiliki Tak ada berbumbu benci Dari awal ingin memiliki
Kututup hidangan dengan tudung saji yang terbuat dari lapisan kecewa. Sesal-sesal ku hangatkan, kian menjadi lauk tambahan makan siang.
Perjalanan membawa diri pada pertemuan. Pertemuan yang tak terhindarkan bahkan oleh kemauan
Nyatanya, waktu tak bisa diulang penyesalan bergaung sumbang
Waktu tidak akan pernah mau menunggu kita. Dia berjalan bahkan berlari tanpa peduli pada kita yang masih tertingal dibelakangnya.
Kulihat wajah sendumu di ujung hari Melangkah gontai menggamit harap Nanarku tatap punggungmu menjauh
Mimpi mengusik tidurku, hingga terbangun dan tak bisa tertidur lagl
Kita semakin menjauh saat aku masih ingin merengkuhmu.