"Non?"
Panggilan Bi Min mengalihkan rasa penasaranku. Barangkali sehabis makan malam, ada penjelasan tentang ini.
Aku beranjak dan menuju meja makan. Ada pepes jeroan pesananku. Aku dan Bibi menghabiskan makan tanpa banyak bicara. Terlebih aku yang sangat menikmati pepes jeroan itu. Lezat. Mungkin bukan hanya racikan bumbu yang terpadu dengan pas, tetapi ada rasa lain yang turut teramu di dalamnya. Entah apa itu.
Makan malam pun selesai. Sebelum Bibi mengemas meja makan, aku menahannya dan mengajaknya ngobrol. Bi Min menurut. Perempuan yang telah merawat rumah ini sejak aku kecil, kembali duduk di hadapanku.
Sudah lama aku tidak berbincang dengan Bibi. Tiba-tiba aku ingin mengetahui keadaannya juga keluarganya. Mungkin aku sedikit lancang, tetapi aku ingin mengetahuinya. Entah karena aku ingin atau hal lain.
"Bi, anak Bibi sekarang di mana? Siapa namanya, ya, Bi?"
"Faizal. Dia di Bandung."
"Di Bandung? Sejak kapan, Bi?"
"Setelah menikah dia pindah ke Bandung, Non."
"Loh, Faizal sudah menikah? Kok aku nggak tahu, Bi?"
"Emm, nikahnya di Bandung. Waktu itu Bapak sedang sakit, Non. Jadi, Bibi dan Mamang sengaja tidak kasih kabar. Lagian ...."