Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemerdekaan Sejati Itu Sejatinya Omong Kosong

11 Agustus 2020   22:04 Diperbarui: 11 Agustus 2020   23:14 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tangkapan layar dari situs theguardian.com

3. Massa yang mendalangi protes meminta institusi kepolisian dibubarkan. Mereka mempersoalkan jumlah anggaran yang besar yang dikucurkan setiap tahun kepada institusi ini. Mereka berdalih tidak perlu ada kepolisian untuk menangani kasus pencurian kecil-kecilan, transaksi narkoba, dan prostitusi. 

Hmm, lalu bagaimana dengan kasus pembunuhan, perdagangan manusia, kartel obat bius, dan sebagainya? Apa perlu dibentuk institusi baru yang tidak ada embel-embel nama polisi untuk menangani kasus-kasus besar tersebut? Dan siapa yang berwenang menentukan sebuah kasus besar atau kecil? Entahlah.

4. Kampanye Black Lives Matter didukung oleh para selebriti dunia melalui pencantuman hashtag BLM dan endorsement tokoh dan bisnis yang dimiliki oleh orang-orang berkulit hitam di media sosial mereka. Seorang artis yang seumur-umur Instagram saya tahu tidak pernah berfoto dengan orang berwarna kulit selain putih, tiba-tiba mengundang seorang doula berkulit hitam dan berkoar-koar betapa ia terinspirasi. Yeah, right. Tidak ada yang mau ketinggalan ombak tren supaya tetap mendapatkan simpati dari para follower lama dan baru.

5. Patung tokoh-tokoh terkenal di seluruh dunia yang disinyalir memrakarsai dan mendukung perbudakan dan kolonialisme dirobohkan dan dihancurkan beramai-ramai oleh para pendukung BLM. 

Yang tidak dirobohkan akan dirusak atau dilempari cat seperti yang terjadi pada patung David de Pury di Swis dan patung Voltaire di Perancis. Mereka yakin polisi dan pihak berwajib lainnya tidak akan berani menghentikan aksi mereka. Mereka menganggap kerusakan dan kekacauan yang mereka timbulkan sebagai bukti pelaksanaan kemerdekaan yang mereka miliki.

Apakah kemerdekaan itu?
Di dalam piagam Hak Asasi Manusia yang dicetuskan oleh Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 1948, hak asasi manusia mencakup hak atas kehidupan dan kemerdekaan, kebebasan dari perbudakan dan penyiksaan, kebebasan berpendapat dan berekspresi, pekerjaan dan pendidikan, dan masih banyak lagi. Hak-hak tersebut dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini tanpa memandang ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, etnis, bahasa, agama, dan lain sebagainya.

Hak asasi ini yang menjadi landasan bagi banyak orang untuk memperjuangkan kemerdekaannya, berekspresi sebebas-bebasnya sebagai orang merdeka, tanpa mempertimbangkan kemerdekaan orang lain.

Kalimat pertama di dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 negara kita menyebutkan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Hal ini sejalan dengan isi Piagam Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh PBB. Sebagai hak, ia harus dituntut. Namun sebagai hak, ia tidak bisa diaplikasikan sembarangan.

Jika kemerdekaan adalah hak bangsa A, maka upaya bangsa A untuk menjadi merdeka tidak boleh melanggar kemerdekaan yang menjadi hak bangsa B. Kemerdekaan bangsa A dan bangsa B dibatasi oleh pendefinisian wilayah dan kedaulatan setiap bangsa, yang sudah didiskusikan dan disepakati sebelumnya.

Setiap warga negara bebas dan merdeka mendirikan rumah selama ia memiliki surat atas tanah yang hendak dipakai dan surat ijin untuk mendirikan bangunan. Akan tetapi, upayanya mendirikan rumah tidak boleh melanggar hak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, harus ada batas-batas, komunikasi, dan kesepakatan ketika manusia-manusia yang merdeka memperjuangkan pelaksanaan kemerdekaannya.

Jikalau demikian, apakah kemerdekaan yang digaungkan oleh BLM, sebagai kebebasan dari prasangka, rasisme, berbagai ketimpangan sosial dan ekonomi, dapat disebut sebagai kemerdekaan sejati?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun