Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Vaksinasi Anak di Tengah Pandemi

30 Mei 2020   19:11 Diperbarui: 3 Juni 2020   11:28 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksinasi pada anak di tengah pandemi (Sumber gambar: Shutterstock)

Hari ini saya mengantar dua anak vaksinasi ke salah satu rumah sakit terkenal di kota kecil kami. Setelah menundanya selama 2 minggu, hari ini kami harus pergi. Kalau tidak, vaksinasi sebelumnya akan mubazir karena pengulangannya terlambat.

Pergi ke rumah sakit di tengah pandemi memang rasanya ngeri-ngeri sedap. Yang saya tahu rumah sakit itu pernah merawat 2 orang terduga Covid-19. 

Kondisi mereka sempat membaik dan mereka diizinkan pulang, tapi tak lama kemudian mereka meninggal di rumah sakit lain di Jakarta.

Setelah dua kasus tersebut, rumah sakit ini mengharuskan siapa pun yang masuk ke area rumah sakit untuk rapid test terlebih dahulu, tak peduli itu pengunjung, pengantar, ataupun pasien.

Aturan ini menuai kontroversi. Bayangkan, seseorang harus merogoh kocek 500 ribu Rupiah untuk rapid test, padahal misalnya, dia hanya mengantar anak vaksinasi seperti saya hari ini. Lalu bagaimana dengan pasien BPJS, atau pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat? Apakah mereka juga perlu rapid test sebelum berhak menerima perawatan?

Tiga minggu terakhir aturan ini tidak berlaku lagi. Saya tidak tahu apa pertimbangannya. Yang jelas saya lega karena tidak harus membayar 1.5 juta Rupiah untuk 3 orang hanya untuk masuk ke area rumah sakit tersebut.

Pagi hari tadi saya memesan nomor antrian ke administrasi RS karena vaksinasi dijadwalkan hanya dua kali seminggu pada waktu tertentu. 

Saya minta rekam medis anak-anak dipersiapkan terlebih dahulu, supaya saya tidak perlu mendaftar dulu, menunggu file datang, baru menjemput anak-anak dari mobil jika nomor urut hampir dipanggil.

Hal yang saya sayangkan, RS tidak menyediakan ruang khusus untuk pasien yang mengantri untuk vaksinasi. Hal ini membuat saya cukup senewen. Admin meyakinkan saya kalau RS menerapkan protokol yang ketat sehubungan Covid-19, tapi apa kenyataan di lapangan?

Petugas medis yang berada di pintu lobi mengukur suhu tubuh kami, meminta kami menggunakan hand sanitizer, memakai masker, dan menceritakan riwayat kesehatan dan perjalanan dua minggu terakhir. Itu hal biasa. Wawancaranya berjalan cepat dan seadanya. Yang diharapkan memang kejujuran dan kerja sama dari setiap orang yang masuk ke area RS.

RS tersebut bisa menjadi unggul jika, misalnya, mereka memisahkan pasien yang datang untuk vaksinasi, yang notabene sehat, dengan pasien yang datang karena memang memerlukan pengobatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun