vaksinasi ke salah satu rumah sakit terkenal di kota kecil kami. Setelah menundanya selama 2 minggu, hari ini kami harus pergi. Kalau tidak, vaksinasi sebelumnya akan mubazir karena pengulangannya terlambat. Hari ini saya mengantar dua anak
Pergi ke rumah sakit di tengah pandemi memang rasanya ngeri-ngeri sedap. Yang saya tahu rumah sakit itu pernah merawat 2 orang terduga Covid-19.Â
Kondisi mereka sempat membaik dan mereka diizinkan pulang, tapi tak lama kemudian mereka meninggal di rumah sakit lain di Jakarta.
Setelah dua kasus tersebut, rumah sakit ini mengharuskan siapa pun yang masuk ke area rumah sakit untuk rapid test terlebih dahulu, tak peduli itu pengunjung, pengantar, ataupun pasien.
Aturan ini menuai kontroversi. Bayangkan, seseorang harus merogoh kocek 500 ribu Rupiah untuk rapid test, padahal misalnya, dia hanya mengantar anak vaksinasi seperti saya hari ini. Lalu bagaimana dengan pasien BPJS, atau pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat? Apakah mereka juga perlu rapid test sebelum berhak menerima perawatan?
Tiga minggu terakhir aturan ini tidak berlaku lagi. Saya tidak tahu apa pertimbangannya. Yang jelas saya lega karena tidak harus membayar 1.5 juta Rupiah untuk 3 orang hanya untuk masuk ke area rumah sakit tersebut.
Pagi hari tadi saya memesan nomor antrian ke administrasi RS karena vaksinasi dijadwalkan hanya dua kali seminggu pada waktu tertentu.Â
Saya minta rekam medis anak-anak dipersiapkan terlebih dahulu, supaya saya tidak perlu mendaftar dulu, menunggu file datang, baru menjemput anak-anak dari mobil jika nomor urut hampir dipanggil.
Hal yang saya sayangkan, RS tidak menyediakan ruang khusus untuk pasien yang mengantri untuk vaksinasi. Hal ini membuat saya cukup senewen. Admin meyakinkan saya kalau RS menerapkan protokol yang ketat sehubungan Covid-19, tapi apa kenyataan di lapangan?
Petugas medis yang berada di pintu lobi mengukur suhu tubuh kami, meminta kami menggunakan hand sanitizer, memakai masker, dan menceritakan riwayat kesehatan dan perjalanan dua minggu terakhir. Itu hal biasa. Wawancaranya berjalan cepat dan seadanya. Yang diharapkan memang kejujuran dan kerja sama dari setiap orang yang masuk ke area RS.
RS tersebut bisa menjadi unggul jika, misalnya, mereka memisahkan pasien yang datang untuk vaksinasi, yang notabene sehat, dengan pasien yang datang karena memang memerlukan pengobatan.Â