Mohon tunggu...
Rifa Nur Azizah
Rifa Nur Azizah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penikmat alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Best Practice: Pembuatan Eco Enzyme, Sampahku Tanggung Jawabku

6 Desember 2022   14:12 Diperbarui: 6 Desember 2022   14:34 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum pembelajaran dimulai, biasanya peserta didik akan bertanya materi apa yang akan dipelajari, tujuannya, serta keterkaitan materi yang dipelajari dengan kehidupan mereka sehari-hari. 

Kira-kira seperti apa respons peserta didik Bapak/Ibu guru jika mereka akan belajar tentang sampah? Tidak jarang sebagian dari mereka mengeluh bosan karena pembahasan tersebut sudah dipelajari sejak duduk di bangku sekolah dasar. 

Padahal, jika kita perhatikan sehari-hari, masih banyak anak kita yang belum bisa membedakan jenis-jenis sampah, terlebih lagi pengolahannya. Hal itu bisa kita lihat ketika mereka membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Selain itu, apa yang mereka ketahui tentang pengolahan sampah, selain sampah dapat diolah menjadi kompos atau barang yang bernilai harganya? Saya rasa hal itu masih terbatas. 

Lantas, kira-kira apa tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran? 

Apa strategi yang diperlukan dalam pembelajaran kali ini? 

Beberapa waktu lalu, saya melakukan pengamatan sederhana terkait karakteristik peserta didik dalam pembelajaran ini. Berikut yang saya dapatkan : 

Menurut Yasa (2013) Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih  mudah  mengikuti proses pembelajaran  karena merasa pembelajaran  itu penting, sebaliknya  peserta  didik  dengan  motivasi rendah  terlihat  tidak  bergairah  sehingga mengalami   kesulitan memahami   konsep   dan proses pembelajaran tidak kondusif. 

Dengan kondisi yang menjadi latar belakang pada rendahnya motivasi belajar peserta didik saat ini adalah: 

1.kurangnya motivasi belajar IPA peserta didik, ditandai dengan mengantuk saat pembelajaran atau mengobrol dengan temannya. 

2.kurangnya literasi peserta didik terkait pengolahan sampah 

3.penggunaan model dan metode pembelajaran yang kurang inovatif dan kurang dekat dengan peserta didik 

4.belum maksimalnya penggunaan TPACK

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dimana sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekitar. 

Model pembelajaran project based learning dapat menumbuhkan sikap belajar peserta didik yang lebih disiplin dan dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Model pembelajaran project based learning juga memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna. Selain itu, project based learning juga memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi, memecahkan masalah, bersifat students centered, dan menghasilkan produk nyata berupa hasil proyek. 

Dari Latar belakang tersebut dapat disimpulkan rendahnya motivasi belajar peserta didik yaitu penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif oleh guru sehingga peserta didik cepat bosan dan tidak termotivasi dalam belajar, sehingga memengaruhi hasil pembelajaran. 

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis sampaikan, maka solusi yang penulis gunakan adalah menerapkan model pembelajaran project based learning berbantuan media pembelajaran berbasis teknologi. 

Dari analisis hasil wawancara, studi literatur,  dan merefleksi diri tantangan dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu pengolahan limbah organik antara lain; 

1.Peserta didik kekurangan referensi terkait pengolahan limbah organik 

2.guru belum menerapkan model, metode, dan media pembelajaran inovatif yang dekat dengan peserta didik 

Berdasarkan tantangan yang dihadapi, maka pembelajaran ini melibatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru yang perlu ditingkatkan yaitu guru harus menerapkan model pembelajaran yang inovatif, dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dalam rangka meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu, penulis juga berkonsultasi dengan guru BK dalam hal menggali informasi yang dapat menunjang pembelajaran. 

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru berdasarkan tantangan yang dihadapi antara lain : 

Strategi yang digunakan dalam memilih dan menerapkan model, dan media pembelajaran adalah memahami karakteristik setiap peserta didik. Untuk hal ini, guru membutuhkan rekan kerja yang dapat membantu penerapan model dan media pembelajaran yang dipilih. Untuk itu, guru berkonsultasi dengan guru BK dalam pemilihan model dan media agar keduanyaa dapat menunjang pembelajaran sebagai pembelajaran yang bermakna. Konsultasi yang dilakukan dengan guru BK berupa informasi gaya belajar peserta didik dan apa yang diharapkan peserta didik dalam pembelajaran IPA. 

Setelah mempersiapkan hal-hal di atas, maka sumber daya yang diperlukan adalah mempersiapkan materi yang sesuai dengan karakteristik dan informasi peserta didik, seperti pemilihan media, pertanyaan-pertanyaan mendasar pada sintak PjBL, dan penyajian materi pencemaran lingkungan, dan pengolahan sampah organik sebagai bahan tambahan literasi peserta didik. 

Langkah dalam aksi praktik baik ini menggunakan model pembelajaran project based learning dengan langkah kegiatan sebagai berikut. 

Pertemuan Pertama

Kegiatan pendahuluan

  • Guru memberikan Ice breaking, sehingga peserta didik merasa nyaman dan menyenangkan untuk memulai pembelajaran.
  • Guru mengajukan pertanyaan tentang:
    • Apakah kamu tahu kemana perginya sampah-sampah di rumahmu?
    • Apa yang terjadi dengan sampah yang kamu buang?

Kegiatan inti

Fase 1 (Menentukan Pertanyaan Mendasar)

Fase 2 (Mendesain Perencanaan Projek)

  • Peserta didik di tuntun membuat rancangan proses pembuatan eco enzyme LK.1
  • Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber (internet) untuk membuat eco enzyme
  • Berdasarkan rumusan permasalahan, peserta didik merancang proyek pembuatan eco enzyme dengan langkah-langkah:
  • Membuat komposisi eco enzyme
  • Menentukan alat dan bahan pembuatan eco enzyme
  • Membuat susunan langkah pembuata eco enzyme

Fase 3 (Menyusun Jadwal)

  • Peserta didik menyusun jadwal/waktu pelaksanaan proyek pembuatan eco enzyme dan target akhirnya.
  • Guru menginformasikan kepada peserta didik agar diluar pembelajaran membuat eco enzyme sesuai rancangan, menyiapkannya alat dan bahan di rumah secara berkelompok untuk di bawa pada pertemuan selanjutnya
  • Guru melakukan review proses kegiatan yang telah dilakukan
  • Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan

Kegiatan Penutup

  • Peserta didik dan guru melakukan refleksi pembelajaran

Pertemuan Kedua

Kegiatan pendahuluan

  • Guru memberikan Ice breaking, sehingga peserta didik merasa nyaman dan menyenangkan untuk memulai pembelajaran.
  • Guru menanyakan bagaimana kemajuan projek yang telah dilakukan sehingga peserta didik antusias dengan hal-hal yang telah dilakukan dan diamati

Kegiatan inti

Fase 4 (Monitoring Peserta didik dan kemajuan projek)

  • Guru mempersilakan untuk membuat produk eco enzyme dengan alat dan bahan yang telah disiapkan masing-masing kelompok
  • Setiap kelompok mendokumentasikan proses pembuatan eco enzyme dalam bentuk foto atau video.
  • Guru melakukan review proses kegiatan yang telah dilakukan
  • Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan

Kegiatan Penutup

  • Peserta didik dan guru melakukan refleksi pembelajaran

Pertemuan ketiga

Kegiatan pendahuluan

  • Guru melakukan apersepsi pengetahuan peserta didik dengan memberikan pretest
  • Guru menanyakan bagaimana bentuk produk yang telah dibuat sehingga peserta didik antusias dengan hal-hal yang telah dilakukan dan diamati

Kegiatan inti

Fase 5 (Menguji Hasil)

  • Guru meminta kelompok peserta didik untuk melakukan pengujian pada produk awal eco enzyme yang telah dibuat dengan menggunakan uji organoleptik dengan berbantuan LKPD

Fase 6 (Mengevaluasi pengalaman)

  • Peserta didik secara berkelompok melakukan evaluasi tentang komposisi eco enzyme dengan mengisi format evaluasi pembuatan eco enzyme.
  • Peserta didik menganalisis data hasil pengamatan yang diperoleh.
  • Peserta didik membuat laporan produk dengan bentuk yang diinginkan masing-masing kelompok
  • Guru mempersilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil produk eco enzyme yang telah dibuat dan menyampaikan pengalaman-pengalaman yang diperolehnya
  • Guru dan peserta didik lain mengapresiasi dan memberi masukan terhadap proyek yang dilakukan
  • Guru melakukan review proses kegiatan yang telah dilakukan
  • Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan

Kegiatan penutup

  • Peserta didik dan guru melakukan refleksi pembelajaran
  • Peserta didik melakukan evaluasi pembelajaran

Setelah melaksanakan serangkaian langkah di atas, dampak yang dihasilkan antara lain :

  • Ditemukan bahwa 80% peserta didik memiliki gaya belajar kinestetik
  • Peserta didik sangat antusias melakukan pembelajaran berbasis projek
  • Meningkatkan rasa keingin tahuan peserta didik
  • Keberagaman peserta didik dalam memilih bahan dasar pembuatan eco enzyme
  • Melatih peserta didik mengomunikasikan hasil projek yang telah dilakukan

Berdasarkan  beberapa dampak di atas, penulis merasa bahwa mengelompokkan peserta didik dalam projek pembuatan eco enzyme penggunaan media belajar yang menyenangkan, membiarkan peserta didik mengemukakan ide dan gagasannya yang beragam berdampak positif bagi peserta didik.

Sementara itu, respons yang diterima penulis dari beberapa rekan sejawat cukup positif bahwa mereka melihat pembelajaran berbasis projek ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Melihat bagaimana langkah sederhana yang penulis lakukan, faktor keberhasilan dari pembelajaran ini adalah para peserta didik sendiri. Meskipun terdapat beberapa peserta didik yang merasa risih dengan mengolah sampah organik menjadi eco enzyme kare harus berkotor-kotoran, mereka dalam kerja tim saling membantu memberikan instruksi dan pemahaman dari sudut pandangnya sehingga hal ini juga melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan berani menyatakan pendapatnya. 

Selain itu, peserta didik mau membuka diri untuk bekerjasama dalam kelompok. Selain itu, penulis juga merasa bahwa model pembelajaran projek base learning yang dipilih cukup menjadi faktor keberhasilan pembelajaran ini. 

Di samping itu, berkomunikasi dengan rekan sejawat dapat menambah pemahaman kita terhadap karakteristik peserta didik yang kita didik agar setiap pembelajaran dapat memberikan kebermaknaan bagi hidupnya. Meski begitu, penulis masih harus berusaha maksimal dengan mencari metode lainnya yang lebih inovatif dan erat dengan peserta didik dalam pembelajaran ini agar pembelajaran dan pengalaman penulis dapat bertambah.

Setelah mengamati dan melewati serangkaian langkah dan dampaknya, keseluruhan proses dalam pembelajaran ini menghasilkan pembelajaran baru lainnya bagi penulis. Pertama, percaya pada peserta didik. Dalam hal ini berkaitan dengan rasa tidak percaya yang sebelumnya dimiliki penulis terhadap peserta didik, karena merasa peserta didik belum mampu untuk membuat produknya sendiri. 

Namun, ketidakpercaya itu perlahan menghilang dan digantikan dengan keyakinan bahwa proses pembelajaran ini dapat dilakukan oleh mereka dengan perbekalan yang cukup dari guru. 

Kedua, saling memahami. Hal ini berkaitan dalam pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik, sehingga guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Dalam rangka memberikan pembelajaran yang bermakna lagi menyenangkan untuk peserta didik. Ketiga, pembelajaran ini semoga memotivasi mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kehidupan yang mereka jalani.

Penulis berharap tulisan ini dapat menginspirasi dan menghasilkan inovasi-inovasi lainnya yang lebih baik guna menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik kita. Aamiin.

Semoga membantu :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun